Jumat, 06 Januari 2017

Pengaruh Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) “Rumah Dunia” Terhadap Modernisasi Di Banten Laporan Hasil Observasi

Bab I
Pendahuluan

1.1         Latar Belakang

Dewasa Ini, Modernisasi Dan Globalisasi Menjadi Sorotan Di Mata Dunia. Modernisasi Merupakan Suatu Proses Perubahan Di Mana Masyarakat Yang Sedang Memperbaharui Dirinya Berusaha Mendapatkan Ciri-Ciri Atau Karakteristik Yang Dimiliki Masyarakat Modern, Termasuk Yang Terjadi Di Banten.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Selalu Diikuti Dengan Kemajuan Teknologi. Hal Ini Terbukti Dengan Banyaknya Penemuan Dalam Bidang Teknologi Guna Memenuhi Kebutuhan Hidup Manusia Dalam Melakukan Berbagai Aktivitas Sehari-Hari. Namun, Dalam Beberapa Kondisi, Kemajuan Ini Menimbulkan Berbagai Dampak Terhadap Lingkungan Maupun Masyarakat Itu Sendiri .
Untuk Memperkecil Dampak Negatif Dari Modernisasi Dan Globalisasi Serta Kemajuan Teknologi, Banyak Lsm Dan Komunitas Bentukan Masyarakat Yang Bermaksud Untuk Membantu Masyarakat Untuk Lebih Memahami Makna Dan Bagaimana Cara Mengahadapi Kemajuan Teknologi Dan Ilmu Pengetahuan Serta Masuknya Arus Modernisasi Dan Globalisasi.
Di Banten Sendiri, Sudah Banyak Komunitas Dan Lsm   Yang Peduli Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Salah Satunya Terdapat Taman Bacaan Masyarakat “Rumah Dunia”. Rumah Dunia Memberikan Kesempatan Seluas-Luasnya Kepada Masyarakat Untuk Ikut Terlibat Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia; Khususnya Anak-Anak Dan Remaja Di Banten.  
Pada Laporan Observasi Ini, Kami Akan Menjelaskan Mengenai Pengaruh Adanya Tbm Rumah Dunia Terhadap Masuknya Arus Globalisasi, Modernisasi, Dan Kemajuan Teknologi Di Banten.

1.2         Rumusan Masalah

Dalam Laporan Ini Penulis Akan Membahas Beberapa Masalah Tentang:
                       1.2.1    Apakah Tbm Rumah Dunia Mempengaruhi Adanya Globalisasi Dan Modernisasi Di Banten?
                       1.2.2    Apakah Globalisasi Dan Modernisasi Di Banten Mempengaruhi Adanya Tbm Rumah Dunia?
                       1.2.3    Bagaimana Upaya Tbm Rumah Dunia Dalam Menghadapi Globalisasi Dan Modernisasi Khususnya Di Banten?

1.3         Tujuan Observasi

Adapun Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah:
                       1.3.1    Untuk Mengetahui Pengaruh Tbm Rumah Dunia Terhadap Globalisasi Dan Modernisasi Di Banten
                       1.3.2    Untuk Mengetahui Pengaruh Globalisasi Dan Modernisasi Terhadap Adanya Tbm Rumah Dunia
                       1.3.3    Untuk Mengetahui Upaya-Upaya Tbm Rumah Dunia Dalam Mengahadapi Globalisasi Dan Modernisasi Khususnya Di Banten.

Bab Ii
Temuan Hasil Kunjungan

2.1         Lokasi Dan Waktu Observasi

Dalam Observasi Ini Penulis Mengambil Lokasi Di Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) “Rumah Dunia” Berlokasi Di Komplek Hegar Alam No. 40, Kampung Ciloang, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118. Penulis Telah Melaksanakan Observasi Pada Hari Rabu Tanggal 09 November 2016. Melakukan Serangkaian Wawancara Dengan Relawan Tbm “Rumah Dunia” Bernama Muhammad Arip Baehaqi Yang Merupakan Seorang Mahasiswa Iain Serang, Banten.

2.2         Profil Taman Bacaan Masyarakat “Rumah Dunia”

Rumah Dunia Adalah Madrasah Kebudayaan Yang Bergiat Di Bidang Jurnalistik, Sastra, Film, Teater, Musik Dan Menggambar. Misinya Adalah Mencerdaskan Dan Membentuk Generasi Baru Yang Kritis Di Bumi Banten. Juga Mengandung Filoofi Memindahkan Dunia Ke Rumah Lewat Buku, Warna, Rupa, Gerak, Suara, Dan Internet.
Kegiatan Di Rumah Dunia, Berlangsung Setiap Hari Sepulang Jam Skolah; Dari Pukul 13.00 – 17.0 Wib, Dari Senin Hingga Minggu. Untuk Anak-Anak Dari Senin – Jumat; Wisata Gambar, Menulis, Berteater, Mendongeng, Jurnalistik,Ekspresi, Dan Musik. Semuanya Tidak Dipungut Bayaran Alias Gratis. Rumah Dunia Memberikan Kesempatan Seluas-Luasnya Kepada Masyarakat Untuk Ikut Terlibat Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia; Khususnya Anak-Anak Dan Remaja Di Banten. Bentuknya Bisa Apa Saja; Buku, Pensil Warna, Crayon, Buku Gambar, Alat-Alat Sekolah, Dan Juga Uang.
Rumah Dunia Didirikan Oleh Seorang Sastrawan Yang Dikenal Dengan Nama Gol A Gong. Heri Hendrayana Harris Atau Lebih Dikenal Dengan Nama Pena Gol A Gong (Lahir Di Purwakarta, Jawa Barat, 15 Agustus 1963; Umur 53 Tahun) Adalah Sastrawan Berkebangsaan Indonesia. Ia Adalah Pendiri Rumah Dunia Di Serang, Banten. Saat Ini Gol A Gong Menjabat Sebagai Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (Ftbm) Indonesia.[1]. Tulisan-Tulisannya Telah Dimuat Di Berbagai Media Massa Dan Terbit Berupa Buku Gol A Gong Adalah Nama Pena Dari Heri Hendrayana Harris. Ia Lahir Dari Seorang Ayah Bernama Harris Dan Ibu Bernama Atisah. Pada 1965 Ia Bersama Dengan Orangtuanya Meninggalkan Kampung Halamannya Purwakarta Menuju Ke Serang, Banten.

2.3         Wawancara Dengan Relawan “Rumah Dunia”

1.             Bagaimanakah Awal Pertama Kali Didirikan Rumah Dunia, Atau Sejarah Awal Rumah Dunia Ini Seperti Apa?
Kawan-Kawan, Kalau Kita Bebicara Mengenai Historis Rumah Dunia, Rumah Dunia Awal Mula Berdiri Tahun 1998, Atau Embrionya Pada Tahun 1998 Dimulai Dari Perpustakaan Dari Teras Rumah Mas Golagong, Mengenalkan Dunia Bacaan Kepada Anak-Anak Setempat, Dimulai Dari Dongeng, Gambar, Buku-Buku Permainan Yang Awal Mulanya Ditujukan Untuk Anak-Anak ,Tapi Kemudian Rumah Dunia Diresmikan Pada Tahun 2002, Baru Dimulailah Lebih Mengeliat Lagi Kegiatannya, Memang Cenderung Pada Awalnya Kegiatannya Lebih Ke Literasi Mengenalkan Bacaan Kepada Anak-Anak , Masyarakat Setempat Sebagai Fasilitator Membangun Masyarakat Untuk Mengenal Bacaan, Mulailah Dari Tahun 2002 Itu Rumah Dunia Membuat Kegiatan Literasi Seperti Kelas Menulis. Jadi Disini Kawan-Kawan Ada Kegiatan Setiap Hari Minggu Kelas Yang Namanya Menulis Rumah Dunia Sekarang Sudah 28 Angkatan Dari Mulai Tahun 2002 Dan Memang Visi Kita Meregenerasi Yah, Dari Masyarakat Disini Yang Awal Basiknya Adalah Masyarakat Kampung Yang Dikenalkan Pada Bacaan Agar Lebih Berdaya, Nah Berarti Sekarang Rumah Dunia Sudah Hampir Berumur 14 Tahun, Filosofis Nama Rumah Dunia Itu Sendiri Mas Golagong Awal Mula Memiliki Anak Pertama Ketika Di Rumah Sakit, Sejak Muda Ia Sudah Bermimpi Bahwa Ketika Nanti Dia Sudah Sukses Menjadi Penulis Dia Akan Membuat Semacam Gelanggang Remaja Di Banten Karena Jaman Dahulu Ketika Mas Golagong Pada Saat Belajar Dan  Mengenal Sastra, Tidak Ada Sedikitpun Yang Namanya Sanggar Seni Atau Tempat Yang Memfasilitasi Untuk Belajar Menulis, Dia Bercita-Cita Ketika Saya Sukses Saya Akan Membuat Semacam Gelanggang Remaja Mengumpulkan Anak Muda Banten Untuk Memudahkan Dalam Belajar Menulis Jurnalistik Sastra Dll, Nah Ketika Menikah Mereka Sudah Bercita-Cita Kita Akan Membuat Semacam Taman Perpustakaan Dimana Menjadi Pusat Untuk Kita Gerakan Pada Awal Memiliki Anak Pertama Beliau Merenung Ketika Mendengar Jeritan Anak Pertama, Dia Memikirkan Nama Untuk Gelagang Remaja Dimana Nanti Akan Saya Buat Semacam Rumah Dan Dapat Mengenalkan Anak-Anak Untuk Melihat Dunia, Tapi Bukan Hanya Filosofis Rumah Dan Dunia, Tetapi Rumah Yang Didalamnya Ada Buku Yang Dapat Menjembatani Anak-Anak Untuk Melihat Dunia, Jadilah Namanya Rumah Dunia, Jadi Rumah Yang Didalamnya Terdapat Buku-Buku, Jadi Itu Mungkin Filosofis Kenapa Namanya Rumah Dunia. Dan Sistem Kita Disini Lebih Cenderung Gotong Royong  Kita Memiliki Kegiatan Dari Donasi Masing-Masing Relawan
2.             Apakah Ada Pengaruh Tbm “Rumah Dunia” Ini Terhadap Globalisasi Dan Modernisasi Di Banten Atau Sebaliknya?
Mugkin Kita Berbicara Kepada Mengenai Primordialitas Rumah Dunia Terhadap Banten, Mungkin Selama Ini Banten Terkenal Akan Jawaranya Ilmu Santet, Dan Masih Yang Barunya Lagi Katanya Orang Banten Itu Tidak Cukup Untuk Beristri Satu Atau Terkenal Dengan Poligaminya Yang Terstruktur, Tapi Rumah Dunia Mempunyai Misi Untuk Menghancurkan Citra Banten Yang Buruk Itu, Jadi Rumah Dunia Mempunyai Visi Ingn Mengenalkan Banten Dengan Literasinya Kita Ingin Mengenalkan Bahwa Orang Banten Tidak Hanya Bisa Mengeluarkan Golok, Ilmu Sihir Santet, Tapi Orang Banten Bisa Lebih Berkarya Salah Satunya Dengan Menulis Dan Berkesenian Dan Dengan Mengeluarkan Gagasan Dengan Tulisan Jadi Rumah Dunia Mencoba Mendekonstruksi Image Banten Yang Bisa Dibilang “Negatif” Dengan Budaya Literasi, Salah Satunya Kami Memfasilitasi Anak-Anak Muda Banten Yang Ingin Bergelut Di Dunia Literasi Kesenian Sastra Dll, Dapat Belajar Di Rumah Dunia Ini. Dan Setelah 14 Tahun Rumah Dunia Berdiri Pengaruhnya Dapat Dilihat Berkembangannya Literasi Di Banten Sudah Meningkat, Masyarakat Juga Sudah Tidak Buta Lagi Dengan Tullisan Karena Gerakan Taman Bacaan Sudah Fasif Di Banten Dan Memetakan Taman Bacaan Pertama Di Banten Adalah Rumah Dunia, Dan Banyak Program-Program Kegiatan Yang Diadopsi Dari Taman Bacaan Masyarakat Berasal Memang Dari Rumah Dunia, Dan Rumah Dunia Pada Tahun 2006 Sudah Mendapatkan Penghargaan Atau Anugrah Taman Bacaan Terbaik Senasional Oleh Kemendikbud, Karena Tingginya Buta Aksara Di Indonesia Kemudian Kemendikbud Mencanangkan Ada Semacam Wadah Yang Awalnya Dari Partisipasi Publik Untuk Mengatasi Buta Aksara Tersebut Dan Dibuatlah Taman Bacaan Masyarakat, Dan Rumah Dunia Sudah Lebih Awal Mengenalkan Literasi, Kemudian Dicontohlah Sebagai Semacam Model Tbm Yang Memang Relevan Untuk Memperdayaan Memberantas Buta Aksara Tersebut, Dan Dari Itu Rumah Dunia Sedikit-Demisedikit Membangun Banten Dan Mengenalkan Banten Tidak Hanya Terkenal Akan Budaya Yang Negatifnya Tapi Terkenal Dengan Budaya Literasinya Seperti Itu, Dan Dimulailah Rumah Dunia Dikenal Oleh Indonesia Dengan Gerakan Literasinya. Jadi Lebih Indentik Mengenalkan Banten Dengan Literasinya.
3.             Mengapa Tbm “Rumah Dunia” Dibangun Di Perkampungan Tidak Di Dekat Kota Besar?
Kalau Melihat Di Tengah-Tengah Kota, Apakah Orang-Orang Kota Masih Butuh Dengan Dunia Literasi? Sudah Dilihat Secara Eksplisit Anak Kota Pendidikan Sudah Bagus, Orang-Orangnya Sudah Bedaya Dalam Bidang Ekonomi, Pengetahuannya. Secara Tidak Langsung Masih Ada Yang Lebih Membutuhkan Dalam Artian Kita Adalah Taman  Bacaan Masyarakat Kita Harus Menggerakan Bacaan Mengenalkan Bacaan Kepada Masyarakat-Masyarakat Juga, Maka Jadilah Kita Berada Di Tengah-Tengah Kempung  Untuk Menggerakan Kampung Memperdayakan Kampung, Dan Mengenalkan Mereka Kepada Bacaan, Dan Mencoba Meperdayakan Mereka Misalnaya Untuk Petani Tidak Hanya Secara Tradisional Saja, Karena Yang Dapat Kita Kembangkan Dari Buku-Buku Untuk Meningkatkan Pertanian. Jadi Kita Mencoba Memperdayakan Masyarakat Dengan Bacaan Dan Mengenalkan Mereka, Kemiskinan Itu Dapat Ditanggulangi Dengan Adanya Pengetahuan Yang Baru, Jadi Mengapa Kita Memilih Tempat Ditengah-Tengah Masyarakat Untuk Meregenarasi Generasi Yang Lebih Baik Di Kampung Ini, Tapi Kita Bisa Dibilang Strategis Juga Ada Di Tenhgah Kampung Dan Berada Di Antara 2 Kampus Yaitu Untirta Dan Iain, Jadi Mengapa Kita Tidak Memilih Berada Di Tengah-Tengah Kota Karena Di Wilayah Itu Pendidikan Sudah Lebih Bagus Dan Kita Lebih Memilih Membangung Peradaban Dari Kampung.
4.             Adakah Pihak Lain Atau Pihak Luar Yang Mendukung Tbm “Rumahn Dunia”?
Memang Pada Awalnya Mas Golagong Background Dari Orang Media, Dia Awalnya Sebagai Wartawan Gramedia Group Dulu Dari Majalah Hai Dan Beliau Juga Pernah Bekerja Di Rcti Sebgai Hardcretivenya Awal Mula Pergerakan Rumah Dunia Sendiri Juga Dari Donasi-Donasi Salah Satunya Dari Rcti Juga Pada Tahun 2004 Dapat Bantuan Dari Rcti Untuk Mengembangkan Komunitas Rumah Dunia Karena Awalnya Rumah Dunia Hanya Sedikit Sekitar 500m Dibelakang Rumah Mas Golagong Dari Dana Pribadi, Tapi Kita Mencoba Menghidupkan Kegiatann Untuk Angka-Angka Dan Selalu Kita Publis Ke Media, Bahwa Kita Tidak Hanya Bergerak Di Wilayah Offer Tapi Harus On Er Juga Dilihat Bahwa Kita Itu Real Gerakannya Ada Gitu, Dan Mulai Saat Itu Mulai Sedang Banyak Yang Interes Dengan Gerakan Literasi  Salah Satunya Dengan Penghapusan Buta Aksara Itu, Nah Ada Suport Pertama Dari Rcti Karena Mas Golagong Juga Dekat Dengan Rcti Dibantulah Semacam Pengadaan Fasilitas Adanya Gedung, Pertama Membebaskan Tanah 500m Lagi, Kemudian Fasilitas Gedung Kesenian Dllnya, Dan Juga Fasilitas Buku Tambahan, Kalau Untuk Pihak Luar Misalnya Intansi Atau Lembaga Yang Formal, Rumah Dunia Sering Mendapatkan, Tapi Dengan Catatan Rumah Dunia Tidak Membuat Proposal Kebanyakan Dari Mereka Sendiri Yang Menawarkan Bantuan. Mas Golagong Juga Selain Penulis Beliau Atlet Juga, Pernah Memenangkan Olimpiade Cacat Internasional Di Jepang Dan Kalau Kawan Lihat Luas Tanah 3000m Didepan, Ada Gedung Kesenian, Perpustakaan, Dan Pendopo Itu Bantuan Dari Kemenpora 2 Milyar Yang Ditawarkan Langsung Untuk Mas Golagong Sebagai Suatu Apresiasi Untuk Atlet. Kalau Dulu Kita Berpusatnya Didalam Dan Sekarang Kegiatannya Mulai Di Luar Karena Memang Sudah Ada Fasilitasnya. Dan Dalam Catatan Kita Selalu Bergotong Royong Untuk Membangun Fasilitas Rumah Dunia. Bahwa Rumah Dunia Tidak Hanya Milik Perorangan, Tidak Milik Mas Golagong, Tapi Milik Semua Orang Banten Jadi Kalau Mereka Ingin Menyumbang Silahkan Kami Terima, Dan Kalau Untuk Dinas-Dinas Yang Lain Sekarang Lebih Terbuka, Awalnya Pada Saat Banten Dikuasai Dinasti Atut Itu Yang Paling Kontra, Jadi Apapun Bentuk Bantuan Dari Pemerintah No Karena Indikasinya Pasti Kita Akan Terjerat Bahaya. Dan Kita Tidak Pernah Dan Tidak Mau Membuat Proposal Untuk Itu. Maka Dari Itu Kita Lebih Cenderung Gerakan Bersama, Membangung Kegiatan Bersama, Donasi Bersama. Tetapi Untuk Sekarang Dimana Dinasty Sudah Masuk Dunia Masa Depan, Maka Agak Lebih Steril, Dan Sedikit-Demisedikit Dapat Bantuan Dari Instansi Tapi Kita Tidak Pernah Mengajukan Proposal Mereka Yang Mendonasikannya Sendiri. Contoh Dari Dinas Menyumbang Dana Adopsi Dari Kegiatan, Seperti Nyewa Gedung Dll.
Tetapi Secara Langsung Dinas-Dinas Sudah Interes Dengan Rumah Dunia Ini. Apalagi Dari Pusat Misalnya Kemendikbud, Mereka Selalu Suport. Pak Anis Baswedan Pernah Datang Ke Rumah Dunia Ini Pada Bulan Mei 2016, 2014 Sempat Pernah Diskusi Bareng Dengan Anak-Anak Muda Sama Anak Aktivis Di Gedung Auditorium, 2016 Datang Kesini Dan Langsung Menyodorkan Kegiatan Vokasi Menulis  Ke Singapura Sebesar 800 Juta.
5.              Bagaimana Cara Mengajak Relawan Lain Untuk Bergabung Dengan Tbm “Rumah Dunia”?
Kalau Kita Memang Dalam Segi  Mengrekrutmen Relawan Pertama Kita Memperdayakan Dari Kawan Yang Sudah Bergabung Dalam Kelas Menulis Rumah Dunia, Catatannya Mereka Harus Aktif Di Kegiatan Kemudian Juga Peduli Kepada Rumah Dunia Dalam Artian, Walaupun Tidak Ada Agenda Kegiatan Kelas Menulis Atau Yang Lainnya Mereka Datang Dan Apresiet Membantu Apa Yang Mereka Bisa Kerjakan Disini, Selalu Kalau Disini Kan Lebih Cenderung Kekeluargaan Jadi Lebih Mudah Tanpa Perlu Adanya Ajakan, Tanpa Diajak Mereka Datang Sendiri Ke Rumah Dunia Sini, Ngobrol-Ngobrol Sendiri, Mencari Referensi Sendiri Ke Sini. Karena Dalam Catatan Kalau Orang Yang Sudah Interesting Dengan Buku Karena Disini Banyak Buku Sudah Pasti Akan Betah, Jadi Seakan Akan Mereka Menemukan Dunianya Disini Maka Akan Selalu Kesini Secara Tidak Langsung Kalau Memang Takdirnya Dia Akan Dijadikan Relawan Pasti Akan Menjadi Relawan Disini, Seperti Halnya Saya Juga Seperti Itu Saya Tidak Pernah Menduga Bahwa Saya Akan Bergabung Disini Tapi Saya Mencoba Aktif Disini Kemudian Menemukan Buku-Buku Yah Betah Aja Dengan Ruang Lingkup Kekeluargaannya Disini Dan Modal-Modal Pengetahuan Dan Itu Berhasil Mengikat Saya.
6.             Apa Ada Keinginan Untuk Membangun Tbm “Rumah Dunia” Seperti Cabang, Selain Di Daerah Banten?
Kalau Cabang Mungkin Kita, Rumah Dunia Hanya Ada Di Serang Tapi Kemudian Kalau Wujud Dari Kegiatan Kemudian Bentuk Kegiatan Bisa Saja Di Adopsi Tapi Dalam Catatan Bukan Nama Rumah Dunia Dengan Nama Yang Lain Mungkin Seperti Itu. Karena Rumah Dunia Juga Sebenarnya Nama Taman Baca Masyarakat Di Luar Banten Juga Ada, Seperti Di Yogyakarta Dengan Nama Mata Aksara Itu Semacam Rumah Dunia Juga Yang Berbeda Nama Tetapi Kegiatan Yang Dilakukannya Sama Yaitu Mengenalkan Dunia Literasi Kepada Masyarakat. Kalau Dibilang Ada Tidak Cita-Cita Dari Relawan Untuk Membuat Semacam Rumah Dunia Atau Perpustakaan Atau Taman Bacaan Masyrakat Di Wilayahnya Sendiri, Tentu Saja Ada. Karena Kita Dengan Latar Belakang Berbeda, Dari Setiap Relawan Yang Sudah Masuk Ke Wilayah Rumah Dunia Pasti Mempunyai Keinginan Atau Impian Dimana Ketika Saya Nanti Pulang Ke Kampung Halaman Pasti Kita Akan Membuat Yang Namanya Taman Bacaan Masyarakat Untuk Menggerakan Literasi Itu Sendiri Di Masyarakat Kita.
7.             Alumni-Alumni Rumah Sendiri Sekarang Sudah Menjadi Apa Saja?
Regenerasi Dari Relawan Sebelumnya Salah Satu Dari Kelas Menulis, Kebanyakannya Kawan-Kawan Memang Berkecimpungan Ke Media, Ada Yang Jadi Editor Di Koran Sindo, Yang Awalnya Memang Relawan Pertama Ada Namanya Kang Deden Dia Orang Asli Ciloang Latar Belakangnya Seorang Pemulung Kemudian Beliau Juga Kuliah Di Untirta Jurusan Pendidikan Sastra, Sekarang Sudah Lulus Dan Kerja Di Koran Sindo Jakarta. Ada Juga Yang Sebagai Akademisi Yaitu Kang Ibnu Adang Abiswena Sebagai Akademisi Dari Iain, Yang Awalnya Sebagai Orang Kampung Datang Ke Sini Belajar  Dengan Sungguh-Sungguh Dan Sekarang Sedang Melanjutkan S3 Di Gleden Belanda, Beliau Adalah Presiden Rumah Dunia Yang Ke Dua, Presiden Rumah Dunia Yang Pertama Masih Mas Golagong, Presiden Rumah Dunia Yang Ke Dua Itu Kang Firon Venayaksa Berasal Dari Bandung Dari Unpad, Datang Ke Sini Nyasar Orang Rangkasbitung Orang Dari Warung Gunung Sekarang Sebagai Dosen Sastra Di Untirta Atau Dikampus Dikenal Dengan Pak Firman Hadiansyah. Kalau Yang Lainnya Kebanyakan Ke Media Contoh Seperti Presiden Sekarang Bang Ahmad Wayang  Bekerja Sebagai Wartawan Di Banten Raya Sambil Melanjutkan Kuliah Juga Di Uin Jurusan Komunikasi, Karena Memang Selain Kita Sebagai  Relawan Kita Juga Mahasiswa, Jadi Kebanyakan Ada Yang Memilih Jalur Kreativnya Di Wilayah Menulis Atau Media Ada Saja, Ada Yang Memilih Jalur Akademisinya Sebagai Backround Sebagai Mahasiswa. Tapi Tadi Untuk Kang Firon Venayaksa Semuanya Balance Bisa Dibilang Dia Sebagai Seniman, Sebagai Penulis, Sebagai Pemusik, Waktu Di Unpad Beliau Mempunyai Group Musikalisasi Puisi Namanya Hajar Ashwad, Kang Firman Memiliki Jiwa Seniman Walaupun Ayahnya Seorang Militer. Dan Sekarang Sebagai Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia. Ada Juga Kalau Kalian Suka Dengan Dunia Film Atau Skenario Skrip Ada Kang Lalan Randawa  Dia Sebagai Skrip Writer Di Beberapa Ph Salah Satunya Sebagai Penulis Skenario 3 Semprul Mencari Surga.
Kita Ada Juga Program Kegiatan Namanya Gong Traveling, Jalan-Jalan Sambil Menulis Buku Tempat Yang Dijadikan Tempat Traveling Ada Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok. Basic Dari Mas Golagong Sendiri Adalah Seorang Treveler, Jadi Pada Zaman Kuliah Mas Golagong Dia Memutuskan Untuk Tidak Membereskan Kuliahnya, Tapi Dia Memilih Untuk Hal Yang Sesuai Dengan Hatinya, Dia Tidak Meneruskan Kuliahnya Di Unpad 6 Semester, Dia Lebih Memilih Untuk Jalan-Jalan Selama 2 Tahun Untuk Keliling Indonesia. Jadi Dia Berfikir Bahwa Apabila Dia Kuliah Di Dunia Sastra Tidak Akan Menciptakan Seorang Penulis, Tapi Lebih Cenderung Menciptakan Seorang Kritikus, Jadi Dia Tidak Mau Untuk Menjadi Kritikus Maka Dia Kabur Dari Kampus Lebih Memilih Untuk Berkelana Keliling Indonesia Dan Dari 2 Tahun Perjalanannya Itu Jadilah Sebuah Buku Yang Berjudul Baladasiroy Yaitu Sebuah Catatan Perjalanan Pada Tahun 90 An. 
Gong Traveling Ini Perdayaanya Langsung Ke Relawannya, Relawan Sebagai Guidenya Sebagai Pembimbing Dalam Tour Literasi Untuk Bisa Menulis. 
8.             Visi Misi Dari Tbm “Rumah Dunia” Itu Sendiri Apa?
Visi Misi Kita Adalah Kalau Digabungkan Untuk Membangun Dan Mencerdaskan Generasi Baru, Wilayah Kita Di Masyarakat Bagaimana Kita Bisa Memperdayakan Masyarakat Membangun Regenerasi Yang Lebih Baik Dari Masyarakat Itu Sendiri
9.             Cara Mempublikasi Rumah Dunia Itu Sendiri Seperti Apa?
        Banyak Orang Banten Sendiri Yang Kurang Tahu Tentang Rumah Dunia, Tapi Ketika Berbicara Tentang Rumah Dunia Di Luar Banten Itu Sangat Apresiet Dan Rata-Rata Pada Tahu. Karena Mungkin Pertama Adanya Konflik Dengan Penguasa Di Banten Itu Salah Satu Faktornya. Tetapi Secara Tidak Langsung Kalau Orang Yang Berjalan Di Wilayah Akademis Dan Di Wilayah Sastra Atau Kesenian Pasti Tahu Tentang Rumah Dunia. Tetapi Kebanyakan Memang  Regenerasi Kaya Mahasiswa Gitu Kurang Tahu Keberadaan Rumah Dunia. Tapi Kalau Untuk Media Atau Di Google Pun Kita Sudah Ada Dengan Kegiatannya, Cari Langsung Aja Di Internet. Kalau Untuk Media Sendiri Kita Punya Namanya Koran Rumahdunia.Com Itu Semacam Media Kita Untuk Belajar Jurnalistik, Sastra Fiksi Dan Non Fiksi Semuanya Diwilayah Tulisan. Jadi Kita Punya Genitas  Nulis  Jadi Itu Wilayah Genitas Nulis Untuk Mengeksplorasi, Mengembangkan Kemampuan Di Wilayah Menulisnya. Kawan-Kawan Bisa Ngecek Di Rumahdunia.Com Walaupun Kita Sempat Memiliki Banyak Sekali Memiliki Media Alhamdulillah Selalu Di Hack. Ada Beberapa Media Yang Kena Hack Karena Mungkin Dianggap Berbahaya. Sekarang Lagi Musim Pilkada, Alhamdulillah Dua Akun Kita Di Facebook Yang Berbicara Atau Mengkritisi Soal Penguasa Di Hack Semua, Terutama Akun Koranrumahdunia.Com Di Facebook Di Hack Kemudian Akun Rumah Dunia Juga Di Hack Dan Sempat Juga Akun Golagong Juga Di Hack. Karena Mungkin Kita Berbahaya. Memang Lebih Kepada Apa Ya Wilayah-Wilayah Orang Yang Ingin Perubahan Di Wilayah Banten Yang Maju, Ketika Kita Bersuara Sedikit Karena Imagenya Dinasty Itu Masih Kuat Orang Tidak Suka Pasti Membuat Gerakan, Pasti Di Blokir Itu. Atau Masih Ada Aja Yang Nyiapin Golok Untuk Rumah Dunia, Masih Ada Yang Seperti Itu. Kita Yah Berkarya Aja, No Problem Soal Itu. Karena Kalau Kita Menjalanakan Perintah Tuhan Apalagi Dibidang Literasi Kan Perintah Allah Yang Pertama Adalah Iqra Atau Membaca Kita Berjalan Dijalan Allah Semoga Aja Semuanya Dilindungi Sama Allah. Kalau Ada Yang Bilang Berani-Beraninya Rumah Dunia Mengkritisi Penguasa Siapa Backingannya, Backingannya Tuhan.
10.         Berapa Jumlah Relawan Saat Ini?
Relawan Sekarang Ada 7 Orang Untuk Yang Stay Disini. Kita Membagi Relawan Itu Ada Relawan Yang Freelance Yang Datang Kesini Ada Kegiatan Atau Ketika Dibutuhkan, Ada Juga Memang Relawan Yang Stand By Disini Setiap Saat Kebanyakan Dari Kawan” Mahasiswa Iain Bersama Untirta, Tapi Semuanya Memang Laki-Laki, Kalau Disatukan Dengan Wanita Berbahaya. Tapi Relawan Wanitanya Juga Ada Dan Kebanyakan Relawan Wanita Yang Memang Tinggal Di Kampung Sini. Contohnya Didepan Ada Cafe Rumah Dunia Dan Pegawainya Relawan Wanita Rumah Dunia. Kalau Kita Melihat Relawan Rumah Dunia Sebenarnya Banyak Dari Angkatan Rumah Dunia Yang Pertama Sampai Angkatan Rumah Dunia 28 Mungkin Ada Sekitar Berapa Yah, 800 Atau Lebih, Tapi Jaringannya Masih Konek Yah Secara Silaturahmi Dan Komunikasi, Karena Kita Memang Lebih Terbuka. Siapapun Yang Ingin Jadi Relawan Silahkan, Apakah Mereka Mau Menjadi Relawan Di Wilayah Kegiatan Atau Relawan Kegiatan Donasi Untuk Mengembangkan Kegiatan Silahkan.
11.         Apa Saran Anda Untuk Generasi Muda Yang Minat Bacanya Kurang Akibat Dari Modernisasi Canggihnya Teknologi Saat Ini?
Sebenarnya Kalau Kita Melihat Sebuah Fenomena Modernisasi Sekarang Salah Satunya Teknologi Bukan Pada Wilayahnya. Modernisasi Ini Mempengaruhi Minat Baca Seseorang Itu Turun, Tidak Sebenarnya. Jadi Modernisasi Ini Sebenarnya Lebih Meningkatkan Minat Baca Seseorang, Salah Satunya Orang-Orang Sekarang Lebih Rajin Baca; Baca Status Orang, Sms, Dll. Dan Sebenarnya Urusan Teknologi  Jangan Dijadikan Sebuah Alasan Mengapa Kita Jadi Males Untuk Membaca Karena Wilayah Membaca Di Teknologi Itu Sangat Cepat. Jadi Sekarang Kebanyakakan Orang Cenderung Lebih Memilih Membaca Di Wilayah Firtual Daripada Di Wilayah Teks Atau Buku, Sebenarnya Minat Baca Itu Lebih Meningkat Dalam Artian Orang-Orang Itu Mudah Mendapatkan Informasi Dari Apa Pun Membaca Artikel Bisa Langsung Atau Membaca Dari Media-Media Yang Ada. Membaca Atau Mencari Informasi Sekarang Lebih Mudah Di Google Gitu Langsung Keluar, Tapi Yang Menjadi Yang Harus Digaris Bawahi Adalah Bagaimana Cara Kita Memanfaatkan Teknologi Yang Ada Itu, Jadi Kalau Kawan-Kawan Bisa Memanfaatkan Teknologi Yang Ada Malah Lebih Menarik Dalam Artian Sekarang Malahan Sedang Banyak Yang Namanya Buku Elektronik Atau E-Book Silahkan Anda Manfaatkan Bagaimana Mendorong Minat Baca Kalian Untuk Memaksimalkan Yang Namanya Teknologi, Jadi Kalau Kalian Tidak Sempat Untuk Ke Perpustakaan Dan Kita Dapat Memanfaatkan Teknologi Untuk Mencari Bahan Bacaan Lewat Internet. Jadi Kita Harus Dapat Memanfaatkan Wilayah Teknologi Menjadi Sebuah Pergerakan Modernisasi Salah Stunya Untuk Memodernisasi Kita Sendiri Saat Ini Dengan Bacaan Dengan Keluarnya Informasi Banyak Dalam Memperoleh Sebuah Pengetahuan Yang Lain Dari Teknologii Itu Sendiri Membantu Kita Untuk Memperkaya Pengetahuan Yang Jadi Kuncinya Adalah Konsisten Kemudian Pergunakan Teknologi Dengan Baik, Tapi Yang Menjadi Masalah Adalah Setelah Adanya Teknologi Budaya Lisan Kita Berkurang Dan Beralih Kepada Budaya Lisan Kedua Yaitu Media Sosial Seperti Fb, Whatsup, Line Dll. Jadi Orang-Orang Lebih Cenderung Mengobrol Di Dunia Firtual.      
12.         Apa Sih Yang Dibutuhkan Rumah Dunia Untuk Mengembangkan Rumah Dunia Itu Sendiri?
Salah Satunya Dengan Memanfaatkan Teknologi, Karena Teknologi Itu Tidak Bisa Kita Jauhi, Jadi Jangan Bilang Kalau Teknologi Itu Berbahaya, Berbahaya Tergantung Bagaimana Kita Memakainya Seperti Apa Seperti Itu. Teknologi Dibuat Untuk Memudahkan Manusia Maka Kita Mencoba Untuk Berbaur Dengan Kemajuan Teknologi Yang Ada, Salah Atunya Dengan Adanya Teknologi Sekarang Kita Dapat Mebuat Media Untuk Mengenalkan Rumah Dunia Kepada Masyarakat Kemudian Juga Kita Bbersosialisasi Untuk Mengenalkan Masyarakat Dengan Bacaan Yang Positif Di Media Sosial. Kita Selalu Memanfaatkan Perkembangan Teknologi Global Untuk Kemajuan Rumah Dunia Untuk Kemajuan Regenerasi Banten Sendiri Seperti Itu. Kalau Di Banten Ini Ada Semacam Wadah Untuk Membangaun Kita Dalam Mengekspresikan Atau Memperdayakan Dirinya Di Wilayah Kreatifitas. Jadi Teknologi Jangan Ditinggalkan Tapi Dimanfaatkan.
“Di Dunia Kampus Sendiri   Tingkat Apatis Mahasiswa Lebih Tinggi, Masih Banyak Dari Mahasiswa Dengan Keadaan Yang Terjadi Di Kampus. Banyak Dari Kita Yang Tidak Mau Mengambil Sikap Terhadap Fenomena Yang Ada Di Kampus Untuk Membuat Perubahan Di Kampus.”







Bab Iii
Kesimpulan

a.                Keberadaan Taman Bacaan Masyarakat Di Banten Salah Satunya Adalah Rumah Dunia Memiliki Pengaruh Terhadap Globalisasi Dan Modernisasinya Sendiri Yaitu Dengan Adanya Taman Bacaan Masyarakat Dapat Meningkatkan Budaya Baca Guna Membangun Masyarakat Banten Yang Berpengetahuan, Berbudaya, Maju Dan Mandiri Serta Siap Menghadapi Globalisasi.
b.                Ditengah-Tengah Globalisasi Dan Modernisasi Saat Ini Budaya Baca Masyarakat Haruslah Lebih Meningkat Guna Memperluas Cakrawala Hidupnya Sehingga Dapat Mengimbangi Globalisasi Yang Terjadi Saat Ini. Rumah Dunia Yang Memang Relevan Untuk Memperdayaan Memberantas Buta Aksara Tersebut, Dan Dari Itu Rumah Dunia Sedikit-Demi Sedikit Membangun Banten Dan Mengenalkan Banten Akan Dunia Literasinya.
c.                Salah Satu Upaya Yang Dapat Dilakukan Adalah  Dengan  Mengenalkan Banten Akan Dunia Literasinya Dan Rumah Dunia Mencoba Mengenalkan Bahwa Orang Banten Tidak Hanya Bisa Mengeluarkan Golok, Ilmu Sihir Santet, Tapi Orang Banten Bisa Lebih Berkarya Salah Satunya Dengan Menulis Dan Berkesenian Dan Dengan Mengeluarkan Gagasan Dengan Tulisan Dengan Budaya Literasi, Salah Satunya Taman Bacaan Masyarakat (Rumah Dunia) Mengfasilitasi Anak” Muda Banten Yang Ingin Bergelut Di Dunia Literasi Kesenian Sastra Dan Lain-Lain, Dapat Belajar Di Rumah Dunia Ini. Jadi Lebih Indentik Mengenalkan Banten Dengan Literasinya.
d.                Oleh Karena Itu, Dalam Era Globalisasi Dan Modernisasi Yang Terjadi Saat Ini, Untuk Dapat Mengimbangi Globalisasi Yang Terjadi Harus Ada Upaya Atau Tindakan Yang Kita Lakukan. Salah Satunya Dengan Menyiapkan  Kualitas Sumber Daya Manusia (Sdm)  Agar Mampu Bersaing Diera Globalisasi Ini, Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Manusianya Sendiri Dapat Dilakukan Dengan Meningkatkan Budaya Membaca Melalui Taman Bacaan Masyarakat Yang Ada Di Banten Sendiri Yaitu Rumah Dunia Sehingga Mampu Membawa Manusia Lepas Dari Berbagai Keterbelengguan.