Bab
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dewasa Ini, Modernisasi Dan
Globalisasi Menjadi Sorotan Di Mata Dunia. Modernisasi Merupakan Suatu Proses
Perubahan Di Mana Masyarakat Yang Sedang Memperbaharui Dirinya Berusaha
Mendapatkan Ciri-Ciri Atau Karakteristik Yang Dimiliki Masyarakat Modern,
Termasuk Yang Terjadi Di Banten.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Selalu
Diikuti Dengan Kemajuan Teknologi. Hal Ini Terbukti Dengan Banyaknya Penemuan
Dalam Bidang Teknologi Guna Memenuhi Kebutuhan Hidup Manusia Dalam Melakukan
Berbagai Aktivitas Sehari-Hari. Namun, Dalam Beberapa Kondisi, Kemajuan Ini Menimbulkan
Berbagai Dampak Terhadap Lingkungan Maupun Masyarakat Itu Sendiri .
Untuk Memperkecil Dampak Negatif
Dari Modernisasi Dan Globalisasi Serta Kemajuan Teknologi, Banyak Lsm Dan
Komunitas Bentukan Masyarakat Yang Bermaksud Untuk Membantu Masyarakat Untuk
Lebih Memahami Makna Dan Bagaimana Cara Mengahadapi Kemajuan Teknologi Dan Ilmu
Pengetahuan Serta Masuknya Arus Modernisasi Dan Globalisasi.
Di Banten Sendiri, Sudah Banyak
Komunitas Dan Lsm Yang Peduli Terhadap
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Salah Satunya Terdapat Taman
Bacaan Masyarakat “Rumah Dunia”. Rumah Dunia Memberikan Kesempatan
Seluas-Luasnya Kepada Masyarakat Untuk Ikut Terlibat Dalam Pengembangan Sumber
Daya Manusia; Khususnya Anak-Anak Dan Remaja Di Banten.
Pada Laporan Observasi Ini, Kami
Akan Menjelaskan Mengenai Pengaruh Adanya Tbm Rumah Dunia Terhadap Masuknya
Arus Globalisasi, Modernisasi, Dan Kemajuan Teknologi Di Banten.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam Laporan Ini Penulis Akan Membahas Beberapa Masalah Tentang:
1.2.1 Apakah Tbm Rumah Dunia Mempengaruhi Adanya Globalisasi Dan Modernisasi Di
Banten?
1.2.2 Apakah Globalisasi Dan Modernisasi Di Banten Mempengaruhi Adanya Tbm Rumah
Dunia?
1.2.3 Bagaimana Upaya Tbm Rumah Dunia Dalam Menghadapi Globalisasi Dan
Modernisasi Khususnya Di Banten?
1.3 Tujuan Observasi
Adapun Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah:
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengaruh Tbm Rumah Dunia Terhadap Globalisasi Dan Modernisasi Di Banten
1.3.2 Untuk Mengetahui Pengaruh Globalisasi Dan Modernisasi Terhadap Adanya
Tbm Rumah Dunia
1.3.3 Untuk Mengetahui Upaya-Upaya Tbm Rumah Dunia Dalam
Mengahadapi Globalisasi Dan Modernisasi
Khususnya Di Banten.
Bab
Ii
Temuan Hasil Kunjungan
2.1 Lokasi Dan Waktu Observasi
Dalam Observasi Ini Penulis Mengambil Lokasi Di Taman
Bacaan Masyarakat (Tbm) “Rumah Dunia” Berlokasi Di Komplek Hegar Alam No. 40, Kampung Ciloang,
Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118. Penulis Telah Melaksanakan Observasi
Pada Hari Rabu Tanggal 09 November 2016. Melakukan Serangkaian Wawancara Dengan
Relawan Tbm “Rumah Dunia” Bernama Muhammad Arip Baehaqi Yang Merupakan Seorang
Mahasiswa Iain Serang, Banten.
2.2 Profil Taman Bacaan Masyarakat “Rumah Dunia”
Rumah Dunia Adalah Madrasah
Kebudayaan Yang Bergiat Di Bidang Jurnalistik, Sastra, Film, Teater,
Musik Dan Menggambar. Misinya Adalah Mencerdaskan Dan Membentuk Generasi
Baru Yang Kritis Di Bumi Banten. Juga Mengandung Filoofi Memindahkan Dunia Ke
Rumah Lewat Buku, Warna, Rupa, Gerak, Suara, Dan Internet.
Kegiatan Di Rumah Dunia,
Berlangsung Setiap Hari Sepulang Jam Skolah; Dari Pukul 13.00 – 17.0 Wib, Dari
Senin Hingga Minggu. Untuk Anak-Anak Dari Senin – Jumat; Wisata Gambar,
Menulis, Berteater, Mendongeng, Jurnalistik,Ekspresi, Dan Musik. Semuanya Tidak
Dipungut Bayaran Alias Gratis. Rumah Dunia Memberikan Kesempatan Seluas-Luasnya
Kepada Masyarakat Untuk Ikut Terlibat Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia;
Khususnya Anak-Anak Dan Remaja Di Banten. Bentuknya Bisa Apa Saja; Buku, Pensil
Warna, Crayon, Buku Gambar, Alat-Alat Sekolah, Dan Juga Uang.
Rumah
Dunia Didirikan Oleh Seorang Sastrawan Yang Dikenal Dengan Nama Gol A Gong.
Heri Hendrayana Harris Atau Lebih Dikenal Dengan Nama
Pena Gol A Gong (Lahir Di Purwakarta,
Jawa
Barat, 15
Agustus 1963;
Umur 53 Tahun) Adalah Sastrawan Berkebangsaan Indonesia. Ia Adalah Pendiri
Rumah Dunia Di Serang, Banten. Saat Ini Gol A Gong Menjabat Sebagai Ketua Umum
Forum Taman Bacaan Masyarakat (Ftbm) Indonesia.[1].
Tulisan-Tulisannya Telah Dimuat Di Berbagai Media Massa Dan Terbit Berupa Buku
Gol A Gong Adalah Nama Pena Dari Heri Hendrayana Harris. Ia Lahir Dari Seorang
Ayah Bernama Harris Dan Ibu Bernama Atisah. Pada 1965 Ia Bersama Dengan
Orangtuanya Meninggalkan Kampung Halamannya Purwakarta Menuju Ke Serang,
Banten.
2.3 Wawancara Dengan Relawan “Rumah Dunia”
1.
Bagaimanakah Awal
Pertama Kali Didirikan Rumah Dunia, Atau Sejarah Awal Rumah Dunia Ini Seperti
Apa?
Kawan-Kawan, Kalau Kita Bebicara Mengenai Historis Rumah
Dunia, Rumah Dunia Awal Mula Berdiri Tahun 1998, Atau Embrionya Pada Tahun 1998
Dimulai Dari Perpustakaan Dari Teras Rumah Mas Golagong, Mengenalkan Dunia
Bacaan Kepada Anak-Anak Setempat, Dimulai Dari Dongeng, Gambar, Buku-Buku
Permainan Yang Awal Mulanya Ditujukan Untuk Anak-Anak ,Tapi Kemudian Rumah
Dunia Diresmikan Pada Tahun 2002, Baru Dimulailah Lebih Mengeliat Lagi
Kegiatannya, Memang Cenderung Pada Awalnya Kegiatannya Lebih Ke Literasi
Mengenalkan Bacaan Kepada Anak-Anak , Masyarakat Setempat Sebagai Fasilitator
Membangun Masyarakat Untuk Mengenal Bacaan, Mulailah Dari Tahun 2002 Itu Rumah
Dunia Membuat Kegiatan Literasi Seperti Kelas Menulis. Jadi Disini Kawan-Kawan
Ada Kegiatan Setiap Hari Minggu Kelas Yang Namanya Menulis Rumah Dunia Sekarang
Sudah 28 Angkatan Dari Mulai Tahun 2002 Dan Memang Visi Kita Meregenerasi Yah,
Dari Masyarakat Disini Yang Awal Basiknya Adalah Masyarakat Kampung Yang
Dikenalkan Pada Bacaan Agar Lebih Berdaya, Nah Berarti Sekarang Rumah Dunia
Sudah Hampir Berumur 14 Tahun, Filosofis Nama Rumah Dunia Itu Sendiri Mas
Golagong Awal Mula Memiliki Anak Pertama Ketika Di Rumah Sakit, Sejak Muda Ia
Sudah Bermimpi Bahwa Ketika Nanti Dia Sudah Sukses Menjadi Penulis Dia Akan
Membuat Semacam Gelanggang Remaja Di Banten Karena Jaman Dahulu Ketika Mas
Golagong Pada Saat Belajar Dan Mengenal
Sastra, Tidak Ada Sedikitpun Yang Namanya Sanggar Seni Atau Tempat Yang
Memfasilitasi Untuk Belajar Menulis, Dia Bercita-Cita Ketika Saya Sukses Saya
Akan Membuat Semacam Gelanggang Remaja Mengumpulkan Anak Muda Banten Untuk
Memudahkan Dalam Belajar Menulis Jurnalistik Sastra Dll, Nah Ketika Menikah
Mereka Sudah Bercita-Cita Kita Akan Membuat Semacam Taman Perpustakaan Dimana
Menjadi Pusat Untuk Kita Gerakan Pada Awal Memiliki Anak Pertama Beliau
Merenung Ketika Mendengar Jeritan Anak Pertama, Dia Memikirkan Nama Untuk
Gelagang Remaja Dimana Nanti Akan Saya Buat Semacam Rumah Dan Dapat Mengenalkan
Anak-Anak Untuk Melihat Dunia, Tapi Bukan Hanya Filosofis Rumah Dan Dunia,
Tetapi Rumah Yang Didalamnya Ada Buku Yang Dapat Menjembatani Anak-Anak Untuk
Melihat Dunia, Jadilah Namanya Rumah Dunia, Jadi Rumah Yang Didalamnya Terdapat
Buku-Buku, Jadi Itu Mungkin Filosofis Kenapa Namanya Rumah Dunia. Dan Sistem
Kita Disini Lebih Cenderung Gotong Royong
Kita Memiliki Kegiatan Dari Donasi Masing-Masing Relawan
2.
Apakah Ada Pengaruh
Tbm “Rumah Dunia” Ini Terhadap Globalisasi Dan Modernisasi Di Banten Atau Sebaliknya?
Mugkin Kita Berbicara Kepada Mengenai Primordialitas
Rumah Dunia Terhadap Banten, Mungkin Selama Ini Banten Terkenal Akan Jawaranya
Ilmu Santet, Dan Masih Yang Barunya Lagi Katanya Orang Banten Itu Tidak Cukup
Untuk Beristri Satu Atau Terkenal Dengan Poligaminya Yang Terstruktur, Tapi
Rumah Dunia Mempunyai Misi Untuk Menghancurkan Citra Banten Yang Buruk Itu,
Jadi Rumah Dunia Mempunyai Visi Ingn Mengenalkan Banten Dengan Literasinya Kita
Ingin Mengenalkan Bahwa Orang Banten Tidak Hanya Bisa Mengeluarkan Golok, Ilmu
Sihir Santet, Tapi Orang Banten Bisa Lebih Berkarya Salah Satunya Dengan
Menulis Dan Berkesenian Dan Dengan Mengeluarkan Gagasan Dengan Tulisan Jadi
Rumah Dunia Mencoba Mendekonstruksi Image Banten Yang Bisa Dibilang “Negatif”
Dengan Budaya Literasi, Salah Satunya Kami Memfasilitasi Anak-Anak Muda Banten
Yang Ingin Bergelut Di Dunia Literasi Kesenian Sastra Dll, Dapat Belajar Di
Rumah Dunia Ini. Dan Setelah 14 Tahun Rumah Dunia Berdiri Pengaruhnya Dapat
Dilihat Berkembangannya Literasi Di Banten Sudah Meningkat, Masyarakat Juga
Sudah Tidak Buta Lagi Dengan Tullisan Karena Gerakan Taman Bacaan Sudah Fasif
Di Banten Dan Memetakan Taman Bacaan Pertama Di Banten Adalah Rumah Dunia, Dan
Banyak Program-Program Kegiatan Yang Diadopsi Dari Taman Bacaan Masyarakat
Berasal Memang Dari Rumah Dunia, Dan Rumah Dunia Pada Tahun 2006 Sudah
Mendapatkan Penghargaan Atau Anugrah Taman Bacaan Terbaik Senasional Oleh
Kemendikbud, Karena Tingginya Buta Aksara Di Indonesia Kemudian Kemendikbud
Mencanangkan Ada Semacam Wadah Yang Awalnya Dari Partisipasi Publik Untuk
Mengatasi Buta Aksara Tersebut Dan Dibuatlah Taman Bacaan Masyarakat, Dan Rumah
Dunia Sudah Lebih Awal Mengenalkan Literasi, Kemudian Dicontohlah Sebagai
Semacam Model Tbm Yang Memang Relevan Untuk Memperdayaan Memberantas Buta
Aksara Tersebut, Dan Dari Itu Rumah Dunia Sedikit-Demisedikit Membangun Banten
Dan Mengenalkan Banten Tidak Hanya Terkenal Akan Budaya Yang Negatifnya Tapi
Terkenal Dengan Budaya Literasinya Seperti Itu, Dan Dimulailah Rumah Dunia Dikenal
Oleh Indonesia Dengan Gerakan Literasinya. Jadi Lebih Indentik Mengenalkan
Banten Dengan Literasinya.
3.
Mengapa Tbm “Rumah
Dunia” Dibangun Di Perkampungan Tidak Di Dekat Kota Besar?
Kalau Melihat Di Tengah-Tengah Kota, Apakah Orang-Orang
Kota Masih Butuh Dengan Dunia Literasi? Sudah Dilihat Secara Eksplisit Anak
Kota Pendidikan Sudah Bagus, Orang-Orangnya Sudah Bedaya Dalam Bidang Ekonomi,
Pengetahuannya. Secara Tidak Langsung Masih Ada Yang Lebih Membutuhkan Dalam
Artian Kita Adalah Taman Bacaan Masyarakat
Kita Harus Menggerakan Bacaan Mengenalkan Bacaan Kepada Masyarakat-Masyarakat
Juga, Maka Jadilah Kita Berada Di Tengah-Tengah Kempung Untuk Menggerakan Kampung Memperdayakan
Kampung, Dan Mengenalkan Mereka Kepada Bacaan, Dan Mencoba Meperdayakan Mereka
Misalnaya Untuk Petani Tidak Hanya Secara Tradisional Saja, Karena Yang Dapat
Kita Kembangkan Dari Buku-Buku Untuk Meningkatkan Pertanian. Jadi Kita Mencoba
Memperdayakan Masyarakat Dengan Bacaan Dan Mengenalkan Mereka, Kemiskinan Itu
Dapat Ditanggulangi Dengan Adanya Pengetahuan Yang Baru, Jadi Mengapa Kita
Memilih Tempat Ditengah-Tengah Masyarakat Untuk Meregenarasi Generasi Yang
Lebih Baik Di Kampung Ini, Tapi Kita Bisa Dibilang Strategis Juga Ada Di
Tenhgah Kampung Dan Berada Di Antara 2 Kampus Yaitu Untirta Dan Iain, Jadi
Mengapa Kita Tidak Memilih Berada Di Tengah-Tengah Kota Karena Di Wilayah Itu
Pendidikan Sudah Lebih Bagus Dan Kita Lebih Memilih Membangung Peradaban Dari
Kampung.
4.
Adakah Pihak Lain
Atau Pihak Luar Yang Mendukung Tbm “Rumahn Dunia”?
Memang Pada Awalnya Mas Golagong Background Dari Orang
Media, Dia Awalnya Sebagai Wartawan Gramedia Group Dulu Dari Majalah Hai Dan
Beliau Juga Pernah Bekerja Di Rcti Sebgai Hardcretivenya Awal Mula Pergerakan
Rumah Dunia Sendiri Juga Dari Donasi-Donasi Salah Satunya Dari Rcti Juga Pada
Tahun 2004 Dapat Bantuan Dari Rcti Untuk Mengembangkan Komunitas Rumah Dunia
Karena Awalnya Rumah Dunia Hanya Sedikit Sekitar 500m Dibelakang Rumah Mas
Golagong Dari Dana Pribadi, Tapi Kita Mencoba Menghidupkan Kegiatann Untuk
Angka-Angka Dan Selalu Kita Publis Ke Media, Bahwa Kita Tidak Hanya Bergerak Di
Wilayah Offer Tapi Harus On Er Juga Dilihat Bahwa Kita Itu Real Gerakannya Ada
Gitu, Dan Mulai Saat Itu Mulai Sedang Banyak Yang Interes Dengan Gerakan
Literasi Salah Satunya Dengan
Penghapusan Buta Aksara Itu, Nah Ada Suport Pertama Dari Rcti Karena Mas
Golagong Juga Dekat Dengan Rcti Dibantulah Semacam Pengadaan Fasilitas Adanya
Gedung, Pertama Membebaskan Tanah 500m Lagi, Kemudian Fasilitas Gedung Kesenian
Dllnya, Dan Juga Fasilitas Buku Tambahan, Kalau Untuk Pihak Luar Misalnya
Intansi Atau Lembaga Yang Formal, Rumah Dunia Sering Mendapatkan, Tapi Dengan
Catatan Rumah Dunia Tidak Membuat Proposal Kebanyakan Dari Mereka Sendiri Yang
Menawarkan Bantuan. Mas Golagong Juga Selain Penulis Beliau Atlet Juga, Pernah
Memenangkan Olimpiade Cacat Internasional Di Jepang Dan Kalau Kawan Lihat Luas
Tanah 3000m Didepan, Ada Gedung Kesenian, Perpustakaan, Dan Pendopo Itu Bantuan
Dari Kemenpora 2 Milyar Yang Ditawarkan Langsung Untuk Mas Golagong Sebagai
Suatu Apresiasi Untuk Atlet. Kalau Dulu Kita Berpusatnya Didalam Dan Sekarang
Kegiatannya Mulai Di Luar Karena Memang Sudah Ada Fasilitasnya. Dan Dalam
Catatan Kita Selalu Bergotong Royong Untuk Membangun Fasilitas Rumah Dunia.
Bahwa Rumah Dunia Tidak Hanya Milik Perorangan, Tidak Milik Mas Golagong, Tapi
Milik Semua Orang Banten Jadi Kalau Mereka Ingin Menyumbang Silahkan Kami
Terima, Dan Kalau Untuk Dinas-Dinas Yang Lain Sekarang Lebih Terbuka, Awalnya
Pada Saat Banten Dikuasai Dinasti Atut Itu Yang Paling Kontra, Jadi Apapun
Bentuk Bantuan Dari Pemerintah No Karena Indikasinya Pasti Kita Akan Terjerat
Bahaya. Dan Kita Tidak Pernah Dan Tidak Mau Membuat Proposal Untuk Itu. Maka
Dari Itu Kita Lebih Cenderung Gerakan Bersama, Membangung Kegiatan Bersama,
Donasi Bersama. Tetapi Untuk Sekarang Dimana Dinasty Sudah Masuk Dunia Masa
Depan, Maka Agak Lebih Steril, Dan Sedikit-Demisedikit Dapat Bantuan Dari
Instansi Tapi Kita Tidak Pernah Mengajukan Proposal Mereka Yang Mendonasikannya
Sendiri. Contoh Dari Dinas Menyumbang Dana Adopsi Dari Kegiatan, Seperti Nyewa
Gedung Dll.
Tetapi Secara Langsung Dinas-Dinas Sudah Interes Dengan
Rumah Dunia Ini. Apalagi Dari Pusat Misalnya Kemendikbud, Mereka Selalu Suport.
Pak Anis Baswedan Pernah Datang Ke Rumah Dunia Ini Pada Bulan Mei 2016, 2014
Sempat Pernah Diskusi Bareng Dengan Anak-Anak Muda Sama Anak Aktivis Di Gedung
Auditorium, 2016 Datang Kesini Dan Langsung Menyodorkan Kegiatan Vokasi
Menulis Ke Singapura Sebesar 800 Juta.
5.
Bagaimana Cara
Mengajak Relawan Lain Untuk Bergabung Dengan Tbm “Rumah Dunia”?
Kalau Kita Memang Dalam Segi Mengrekrutmen Relawan Pertama Kita
Memperdayakan Dari Kawan Yang Sudah Bergabung Dalam Kelas Menulis Rumah Dunia,
Catatannya Mereka Harus Aktif Di Kegiatan Kemudian Juga Peduli Kepada Rumah
Dunia Dalam Artian, Walaupun Tidak Ada Agenda Kegiatan Kelas Menulis Atau Yang
Lainnya Mereka Datang Dan Apresiet Membantu Apa Yang Mereka Bisa Kerjakan
Disini, Selalu Kalau Disini Kan Lebih Cenderung Kekeluargaan Jadi Lebih Mudah
Tanpa Perlu Adanya Ajakan, Tanpa Diajak Mereka Datang Sendiri Ke Rumah Dunia
Sini, Ngobrol-Ngobrol Sendiri, Mencari Referensi Sendiri Ke Sini. Karena Dalam
Catatan Kalau Orang Yang Sudah Interesting Dengan Buku Karena Disini Banyak
Buku Sudah Pasti Akan Betah, Jadi Seakan Akan Mereka Menemukan Dunianya Disini
Maka Akan Selalu Kesini Secara Tidak Langsung Kalau Memang Takdirnya Dia Akan
Dijadikan Relawan Pasti Akan Menjadi Relawan Disini, Seperti Halnya Saya Juga
Seperti Itu Saya Tidak Pernah Menduga Bahwa Saya Akan Bergabung Disini Tapi
Saya Mencoba Aktif Disini Kemudian Menemukan Buku-Buku Yah Betah Aja Dengan
Ruang Lingkup Kekeluargaannya Disini Dan Modal-Modal Pengetahuan Dan Itu
Berhasil Mengikat Saya.
6.
Apa Ada Keinginan
Untuk Membangun Tbm “Rumah Dunia” Seperti Cabang, Selain Di Daerah Banten?
Kalau Cabang Mungkin Kita, Rumah Dunia Hanya Ada Di
Serang Tapi Kemudian Kalau Wujud Dari Kegiatan Kemudian Bentuk Kegiatan Bisa
Saja Di Adopsi Tapi Dalam Catatan Bukan Nama Rumah Dunia Dengan Nama Yang Lain
Mungkin Seperti Itu. Karena Rumah Dunia Juga Sebenarnya Nama Taman Baca
Masyarakat Di Luar Banten Juga Ada, Seperti Di Yogyakarta Dengan Nama Mata
Aksara Itu Semacam Rumah Dunia Juga Yang Berbeda Nama Tetapi Kegiatan Yang
Dilakukannya Sama Yaitu Mengenalkan Dunia Literasi Kepada Masyarakat. Kalau
Dibilang Ada Tidak Cita-Cita Dari Relawan Untuk Membuat Semacam Rumah Dunia
Atau Perpustakaan Atau Taman Bacaan Masyrakat Di Wilayahnya Sendiri, Tentu Saja
Ada. Karena Kita Dengan Latar Belakang Berbeda, Dari Setiap Relawan Yang Sudah
Masuk Ke Wilayah Rumah Dunia Pasti Mempunyai Keinginan Atau Impian Dimana
Ketika Saya Nanti Pulang Ke Kampung Halaman Pasti Kita Akan Membuat Yang
Namanya Taman Bacaan Masyarakat Untuk Menggerakan Literasi Itu Sendiri Di
Masyarakat Kita.
7.
Alumni-Alumni Rumah
Sendiri Sekarang Sudah Menjadi Apa Saja?
Regenerasi Dari Relawan Sebelumnya Salah Satu Dari Kelas
Menulis, Kebanyakannya Kawan-Kawan Memang Berkecimpungan Ke Media, Ada Yang
Jadi Editor Di Koran Sindo, Yang Awalnya Memang Relawan Pertama Ada Namanya
Kang Deden Dia Orang Asli Ciloang Latar Belakangnya Seorang Pemulung Kemudian
Beliau Juga Kuliah Di Untirta Jurusan Pendidikan Sastra, Sekarang Sudah Lulus
Dan Kerja Di Koran Sindo Jakarta. Ada Juga Yang Sebagai Akademisi Yaitu Kang
Ibnu Adang Abiswena Sebagai Akademisi Dari Iain, Yang Awalnya Sebagai Orang
Kampung Datang Ke Sini Belajar Dengan
Sungguh-Sungguh Dan Sekarang Sedang Melanjutkan S3 Di Gleden Belanda, Beliau
Adalah Presiden Rumah Dunia Yang Ke Dua, Presiden Rumah Dunia Yang Pertama
Masih Mas Golagong, Presiden Rumah Dunia Yang Ke Dua Itu Kang Firon Venayaksa
Berasal Dari Bandung Dari Unpad, Datang Ke Sini Nyasar Orang Rangkasbitung
Orang Dari Warung Gunung Sekarang Sebagai Dosen Sastra Di Untirta Atau Dikampus
Dikenal Dengan Pak Firman Hadiansyah. Kalau Yang Lainnya Kebanyakan Ke Media
Contoh Seperti Presiden Sekarang Bang Ahmad Wayang Bekerja Sebagai Wartawan Di Banten Raya
Sambil Melanjutkan Kuliah Juga Di Uin Jurusan Komunikasi, Karena Memang Selain
Kita Sebagai Relawan Kita Juga
Mahasiswa, Jadi Kebanyakan Ada Yang Memilih Jalur Kreativnya Di Wilayah Menulis
Atau Media Ada Saja, Ada Yang Memilih Jalur Akademisinya Sebagai Backround
Sebagai Mahasiswa. Tapi Tadi Untuk Kang Firon Venayaksa Semuanya Balance Bisa
Dibilang Dia Sebagai Seniman, Sebagai Penulis, Sebagai Pemusik, Waktu Di Unpad
Beliau Mempunyai Group Musikalisasi Puisi Namanya Hajar Ashwad, Kang Firman
Memiliki Jiwa Seniman Walaupun Ayahnya Seorang Militer. Dan Sekarang Sebagai
Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia. Ada Juga Kalau Kalian Suka
Dengan Dunia Film Atau Skenario Skrip Ada Kang Lalan Randawa Dia Sebagai Skrip Writer Di Beberapa Ph Salah
Satunya Sebagai Penulis Skenario 3 Semprul Mencari Surga.
Kita Ada Juga Program Kegiatan Namanya Gong Traveling,
Jalan-Jalan Sambil Menulis Buku Tempat Yang Dijadikan Tempat Traveling Ada
Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok. Basic Dari Mas Golagong Sendiri Adalah
Seorang Treveler, Jadi Pada Zaman Kuliah Mas Golagong Dia Memutuskan Untuk
Tidak Membereskan Kuliahnya, Tapi Dia Memilih Untuk Hal Yang Sesuai Dengan
Hatinya, Dia Tidak Meneruskan Kuliahnya Di Unpad 6 Semester, Dia Lebih Memilih
Untuk Jalan-Jalan Selama 2 Tahun Untuk Keliling Indonesia. Jadi Dia Berfikir
Bahwa Apabila Dia Kuliah Di Dunia Sastra Tidak Akan Menciptakan Seorang
Penulis, Tapi Lebih Cenderung Menciptakan Seorang Kritikus, Jadi Dia Tidak Mau
Untuk Menjadi Kritikus Maka Dia Kabur Dari Kampus Lebih Memilih Untuk Berkelana
Keliling Indonesia Dan Dari 2 Tahun Perjalanannya Itu Jadilah Sebuah Buku Yang
Berjudul Baladasiroy Yaitu Sebuah Catatan Perjalanan Pada Tahun 90 An.
Gong Traveling Ini Perdayaanya Langsung Ke Relawannya,
Relawan Sebagai Guidenya Sebagai Pembimbing Dalam Tour Literasi Untuk Bisa
Menulis.
8.
Visi Misi Dari Tbm
“Rumah Dunia” Itu Sendiri Apa?
Visi Misi Kita Adalah Kalau Digabungkan Untuk Membangun
Dan Mencerdaskan Generasi Baru, Wilayah Kita Di Masyarakat Bagaimana Kita Bisa
Memperdayakan Masyarakat Membangun Regenerasi Yang Lebih Baik Dari Masyarakat
Itu Sendiri
9.
Cara Mempublikasi
Rumah Dunia Itu Sendiri Seperti Apa?
Banyak Orang Banten Sendiri Yang Kurang
Tahu Tentang Rumah Dunia, Tapi Ketika Berbicara Tentang Rumah Dunia Di Luar
Banten Itu Sangat Apresiet Dan Rata-Rata Pada Tahu. Karena Mungkin Pertama
Adanya Konflik Dengan Penguasa Di Banten Itu Salah Satu Faktornya. Tetapi
Secara Tidak Langsung Kalau Orang Yang Berjalan Di Wilayah Akademis Dan Di
Wilayah Sastra Atau Kesenian Pasti Tahu Tentang Rumah Dunia. Tetapi Kebanyakan
Memang Regenerasi Kaya Mahasiswa Gitu
Kurang Tahu Keberadaan Rumah Dunia. Tapi Kalau Untuk Media Atau Di Google Pun
Kita Sudah Ada Dengan Kegiatannya, Cari Langsung Aja Di Internet. Kalau Untuk
Media Sendiri Kita Punya Namanya Koran Rumahdunia.Com Itu Semacam Media Kita
Untuk Belajar Jurnalistik, Sastra Fiksi Dan Non Fiksi Semuanya Diwilayah Tulisan.
Jadi Kita Punya Genitas Nulis Jadi Itu Wilayah Genitas Nulis Untuk
Mengeksplorasi, Mengembangkan Kemampuan Di Wilayah Menulisnya. Kawan-Kawan Bisa
Ngecek Di Rumahdunia.Com Walaupun Kita Sempat Memiliki Banyak Sekali Memiliki
Media Alhamdulillah Selalu Di Hack. Ada Beberapa Media Yang Kena Hack Karena
Mungkin Dianggap Berbahaya. Sekarang Lagi Musim Pilkada, Alhamdulillah Dua Akun
Kita Di Facebook Yang Berbicara Atau Mengkritisi Soal Penguasa Di Hack Semua,
Terutama Akun Koranrumahdunia.Com Di Facebook Di Hack Kemudian Akun Rumah Dunia
Juga Di Hack Dan Sempat Juga Akun Golagong Juga Di Hack. Karena Mungkin Kita
Berbahaya. Memang Lebih Kepada Apa Ya Wilayah-Wilayah Orang Yang Ingin
Perubahan Di Wilayah Banten Yang Maju, Ketika Kita Bersuara Sedikit Karena
Imagenya Dinasty Itu Masih Kuat Orang Tidak Suka Pasti Membuat Gerakan, Pasti
Di Blokir Itu. Atau Masih Ada Aja Yang Nyiapin Golok Untuk Rumah Dunia, Masih
Ada Yang Seperti Itu. Kita Yah Berkarya Aja, No Problem Soal Itu. Karena Kalau
Kita Menjalanakan Perintah Tuhan Apalagi Dibidang Literasi Kan Perintah Allah
Yang Pertama Adalah Iqra Atau Membaca Kita Berjalan Dijalan Allah Semoga Aja
Semuanya Dilindungi Sama Allah. Kalau Ada Yang Bilang Berani-Beraninya Rumah
Dunia Mengkritisi Penguasa Siapa Backingannya, Backingannya Tuhan.
10.
Berapa Jumlah
Relawan Saat Ini?
Relawan Sekarang Ada 7 Orang Untuk Yang Stay Disini. Kita
Membagi Relawan Itu Ada Relawan Yang Freelance Yang Datang Kesini Ada Kegiatan
Atau Ketika Dibutuhkan, Ada Juga Memang Relawan Yang Stand By Disini Setiap
Saat Kebanyakan Dari Kawan” Mahasiswa Iain Bersama Untirta, Tapi Semuanya
Memang Laki-Laki, Kalau Disatukan Dengan Wanita Berbahaya. Tapi Relawan
Wanitanya Juga Ada Dan Kebanyakan Relawan Wanita Yang Memang Tinggal Di Kampung
Sini. Contohnya Didepan Ada Cafe Rumah Dunia Dan Pegawainya Relawan Wanita
Rumah Dunia. Kalau Kita Melihat Relawan Rumah Dunia Sebenarnya Banyak Dari
Angkatan Rumah Dunia Yang Pertama Sampai Angkatan Rumah Dunia 28 Mungkin Ada
Sekitar Berapa Yah, 800 Atau Lebih, Tapi Jaringannya Masih Konek Yah Secara
Silaturahmi Dan Komunikasi, Karena Kita Memang Lebih Terbuka. Siapapun Yang
Ingin Jadi Relawan Silahkan, Apakah Mereka Mau Menjadi Relawan Di Wilayah
Kegiatan Atau Relawan Kegiatan Donasi Untuk Mengembangkan Kegiatan Silahkan.
11.
Apa Saran Anda
Untuk Generasi Muda Yang Minat Bacanya Kurang Akibat Dari Modernisasi
Canggihnya Teknologi Saat Ini?
Sebenarnya Kalau Kita Melihat Sebuah Fenomena Modernisasi
Sekarang Salah Satunya Teknologi Bukan Pada Wilayahnya. Modernisasi Ini
Mempengaruhi Minat Baca Seseorang Itu Turun, Tidak Sebenarnya. Jadi Modernisasi
Ini Sebenarnya Lebih Meningkatkan Minat Baca Seseorang, Salah Satunya
Orang-Orang Sekarang Lebih Rajin Baca; Baca Status Orang, Sms, Dll. Dan
Sebenarnya Urusan Teknologi Jangan
Dijadikan Sebuah Alasan Mengapa Kita Jadi Males Untuk Membaca Karena Wilayah
Membaca Di Teknologi Itu Sangat Cepat. Jadi Sekarang Kebanyakakan Orang
Cenderung Lebih Memilih Membaca Di Wilayah Firtual Daripada Di Wilayah Teks
Atau Buku, Sebenarnya Minat Baca Itu Lebih Meningkat Dalam Artian Orang-Orang
Itu Mudah Mendapatkan Informasi Dari Apa Pun Membaca Artikel Bisa Langsung Atau
Membaca Dari Media-Media Yang Ada. Membaca Atau Mencari Informasi Sekarang
Lebih Mudah Di Google Gitu Langsung Keluar, Tapi Yang Menjadi Yang Harus
Digaris Bawahi Adalah Bagaimana Cara Kita Memanfaatkan Teknologi Yang Ada Itu,
Jadi Kalau Kawan-Kawan Bisa Memanfaatkan Teknologi Yang Ada Malah Lebih Menarik
Dalam Artian Sekarang Malahan Sedang Banyak Yang Namanya Buku Elektronik Atau
E-Book Silahkan Anda Manfaatkan Bagaimana Mendorong Minat Baca Kalian Untuk
Memaksimalkan Yang Namanya Teknologi, Jadi Kalau Kalian Tidak Sempat Untuk Ke
Perpustakaan Dan Kita Dapat Memanfaatkan Teknologi Untuk Mencari Bahan Bacaan
Lewat Internet. Jadi Kita Harus Dapat Memanfaatkan Wilayah Teknologi Menjadi
Sebuah Pergerakan Modernisasi Salah Stunya Untuk Memodernisasi Kita Sendiri
Saat Ini Dengan Bacaan Dengan Keluarnya Informasi Banyak Dalam Memperoleh
Sebuah Pengetahuan Yang Lain Dari Teknologii Itu Sendiri Membantu Kita Untuk
Memperkaya Pengetahuan Yang Jadi Kuncinya Adalah Konsisten Kemudian Pergunakan
Teknologi Dengan Baik, Tapi Yang Menjadi Masalah Adalah Setelah Adanya
Teknologi Budaya Lisan Kita Berkurang Dan Beralih Kepada Budaya Lisan Kedua
Yaitu Media Sosial Seperti Fb, Whatsup, Line Dll. Jadi Orang-Orang Lebih
Cenderung Mengobrol Di Dunia Firtual.
12.
Apa Sih Yang
Dibutuhkan Rumah Dunia Untuk Mengembangkan Rumah Dunia Itu Sendiri?
Salah Satunya Dengan Memanfaatkan Teknologi, Karena
Teknologi Itu Tidak Bisa Kita Jauhi, Jadi Jangan Bilang Kalau Teknologi Itu
Berbahaya, Berbahaya Tergantung Bagaimana Kita Memakainya Seperti Apa Seperti
Itu. Teknologi Dibuat Untuk Memudahkan Manusia Maka Kita Mencoba Untuk Berbaur
Dengan Kemajuan Teknologi Yang Ada, Salah Atunya Dengan Adanya Teknologi
Sekarang Kita Dapat Mebuat Media Untuk Mengenalkan Rumah Dunia Kepada
Masyarakat Kemudian Juga Kita Bbersosialisasi Untuk Mengenalkan Masyarakat
Dengan Bacaan Yang Positif Di Media Sosial. Kita Selalu Memanfaatkan
Perkembangan Teknologi Global Untuk Kemajuan Rumah Dunia Untuk Kemajuan
Regenerasi Banten Sendiri Seperti Itu. Kalau Di Banten Ini Ada Semacam Wadah
Untuk Membangaun Kita Dalam Mengekspresikan Atau Memperdayakan Dirinya Di
Wilayah Kreatifitas. Jadi Teknologi Jangan Ditinggalkan Tapi Dimanfaatkan.
“Di Dunia Kampus Sendiri Tingkat
Apatis Mahasiswa Lebih Tinggi, Masih Banyak Dari Mahasiswa Dengan Keadaan Yang
Terjadi Di Kampus. Banyak Dari Kita Yang Tidak Mau Mengambil Sikap Terhadap
Fenomena Yang Ada Di Kampus Untuk Membuat Perubahan Di Kampus.”
Bab Iii
Kesimpulan
a.
Keberadaan Taman Bacaan
Masyarakat Di Banten Salah Satunya Adalah Rumah Dunia Memiliki Pengaruh
Terhadap Globalisasi Dan Modernisasinya Sendiri Yaitu Dengan Adanya Taman
Bacaan Masyarakat Dapat Meningkatkan Budaya Baca Guna Membangun Masyarakat
Banten Yang Berpengetahuan, Berbudaya, Maju Dan Mandiri Serta Siap Menghadapi
Globalisasi.
b.
Ditengah-Tengah Globalisasi Dan
Modernisasi Saat Ini Budaya Baca Masyarakat Haruslah Lebih Meningkat Guna
Memperluas Cakrawala Hidupnya Sehingga Dapat Mengimbangi Globalisasi Yang
Terjadi Saat Ini. Rumah Dunia Yang Memang
Relevan Untuk Memperdayaan Memberantas Buta Aksara Tersebut, Dan Dari Itu Rumah
Dunia Sedikit-Demi Sedikit Membangun Banten Dan Mengenalkan Banten Akan Dunia
Literasinya.
c.
Salah Satu Upaya Yang Dapat
Dilakukan Adalah Dengan Mengenalkan
Banten Akan Dunia Literasinya Dan Rumah Dunia Mencoba Mengenalkan Bahwa Orang
Banten Tidak Hanya Bisa Mengeluarkan Golok, Ilmu Sihir Santet, Tapi Orang
Banten Bisa Lebih Berkarya Salah Satunya Dengan Menulis Dan Berkesenian Dan
Dengan Mengeluarkan Gagasan Dengan Tulisan Dengan Budaya Literasi, Salah
Satunya Taman Bacaan Masyarakat (Rumah Dunia) Mengfasilitasi Anak” Muda Banten
Yang Ingin Bergelut Di Dunia Literasi Kesenian Sastra Dan Lain-Lain, Dapat
Belajar Di Rumah Dunia Ini. Jadi Lebih Indentik Mengenalkan Banten Dengan
Literasinya.
d.
Oleh Karena Itu, Dalam Era
Globalisasi Dan Modernisasi Yang Terjadi Saat Ini, Untuk Dapat Mengimbangi
Globalisasi Yang Terjadi Harus Ada Upaya Atau Tindakan Yang Kita Lakukan. Salah
Satunya Dengan Menyiapkan Kualitas
Sumber Daya Manusia (Sdm) Agar Mampu
Bersaing Diera Globalisasi Ini, Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Manusianya
Sendiri Dapat Dilakukan Dengan Meningkatkan Budaya Membaca Melalui Taman Bacaan
Masyarakat Yang Ada Di Banten Sendiri Yaitu Rumah Dunia Sehingga Mampu Membawa
Manusia Lepas Dari Berbagai Keterbelengguan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar