Dipekatnya gelap ku tertegun, berimajinasi dengan segala warna di penjuru sudut benda yang terdiam membiaskan keraguan yang mulai membayangi yuswaku.
Terbentang satu jalan diarahkan depan. Disinilah kumulai mengikhlaskan tenagaku tuk berjalan menuju ujung penantian.
Centi demi centi, detik demi detik, tetes demi tetes, kupertaruhkan jarak, waktu, dan tenaga ku untuk mencapai suatu tempat yang indah alam pemimpi jiwa pemberontak.
-sateprise-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar