Minggu, 25 September 2016

Apakah “mengerti” itu ?

Hati manusia mengandung bermacam-macam keinginan, bermacam-macam dorongan atau motivasi.

Dalam pelajaran filsafat ini dorongan yang paling banyak minta perhatian kita ialah “keinginan untuk mengerti”.

Aristoteles dalam bukunya yang bernama “Metaphysica”, berkata demikian : “Semua orang menurut kodratnya ingin mengerti”. Keinginan ini telah kelihatan pada anak sejak kecil, ia berhajat untuk menyelidiki, meraba-raba, mencoba-coba, ia heran akan segala yang dilihatnya dan apa saja yang hendak ditanyakannya. Dengan bertambah umurnya dan memperhatikan dunia sekelilingnya, atau dengan apa yang terdapat didalamnya, ia melihat orang-orang lain dan makin mendapati dirinya sendiri sebagai pusat perhatiannya.

Tetapi ia tak hanya “melihat-lihat” saja. Melihat tanaman dan binatang-binatang ia memberikan nama kepadnya. Ia tak puas dengan hanya melihat keadaan dan kejadian-kejadian itu saja. Dengan akalnya ia “mengerjakan” fakta-fakta itu, menggolong-golongkan, menghubung-hubungkan dan menarik kesimpulan-kesimpulan daripadanya.

Jadi apakah yang kita lihat ? dengan panca indera manusia menerima bermacam-macam pengalaman dan kejadian itu baik di luar maupun di dalam dirinya sendiri. Tetapi ia tak puas dengan hanya menetapkan kejadian-kejadian (facts) itu, mak pikiran menyusun, mengatur, menghubungkan, mempersatukan bermacam-macam pengalamman itu dan mencoba mencari keterangannya. Dengan perkataan lain, kita tak hanya mengerti  bahwa “ini adalah demikian” , melainkan juga ingin mengerti “Mengapa ini memang demikian adanya”. Dan baru dengan demikian;ah mengerti” itu menjadi “pengetahuan”.

Walaupun “pengertian” dan “pengetahuan” pada dasarnya hampir tak berbeda artinya, namun untuk membentuk perisitilahan yang tetap dan tepat muka di sini dengan sengaja dibedakan antara :

-          Pengertian yang berarti konsep, ide, cita;

-          Pengetahuan yang berarti knowledge, kennis, pemahaman.

Perkataan “kenalan” bagi “knowledge” dianggap kurang tepat.

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

1. Pengertian Filsafat
2. Ciri-Ciri Filsafat
3. Manfaat Mempelajari Filsafat
4.  Metode Filsafat
5. Objek Filsafat
6. Hakikat Manusia
7. Dimensi Manusia
8. Sifat Manusia yang Membedakannya dengan hewan
9. Manusia Planet di Bumi
10. Potret Pendidikan di Banten
11. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
12. Resensi buku "Selamatkan Uang Negara!"
13. Example Sentences of Compound Sentences
14. Sirah Nabawiyah-1
15. Sirah Nabawiyah-2
16. Hubungan filsafat dan ilmu
17. Apakah mengerti itu ?
18. Cabang-cabang filsafat
19. Metafisika
20. Epistemologi dan Logika
21. Aksiologi
22. Apa sih Pengetahuan itu ?
23. Pengetahuan Filsafat
24. Standar untuk mengevaluasi lingkungan etika
25. Bertanggung jawab terhadap lingkungan etika
26. Kesadaran Moral
27. Etika dan Etiket
28. Pengertian Logika
29. Pembagian Logika
30. Logis dan Rasional
31. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
32. Rasionalisme, Empirisme, dan Kritisisme
33.Gagasan Etika Lingkungan
34. Etika lingkungan dibandingkan dengan lingkungan lain
35. Moral dan Etika
36. Interaksi Pendidikan dan Etika Lingkungan
37. Penjelasan Etika Lingkungan
38. Etika Manusia
39. Keragaman Etika Lingkungan
40. Konstituen Etika Lingkungan
41. Budaya Sekolah
42. Dimensi Budaya
43. Kebudayaan
44. Interpretasi dan Ketidaksepakatan
45. Konsepsi Nilai Pendidikan
46. Ide Pendidikan sebagai bagian dari Etika Lingkungan
47. Tujuan Sosial dan Individual
48. Etika Pengajaran Pemikiran
49. Mengakui Kompleksitas Lingkungan Etika
50. Pentingnya etika nilai-nilai di lingkungan pendidikan
51. Kebajikan dan Psikologi Situasi
52. Filosofi Matematika
53. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum
54. Kisah Sahabat Nabi ' Sai'd bin Zaid RA'
55. Munculnya islamisasi Ilmu Pengetahuan
56. Karakteristik dan Prinsip Islamisasi Ilmu Pengetahuan
57. Arah dan Manfaat Islamisasi Ilmu Pengetahuan 
58. Indoktrinasi
59. Legitimasi intervensi Pemerintah
60. Sebuah Studi Kasus dalam Lingkungan Etika Liberal
61. Demokrasi, keragaman dan pendidikan
62. Manipulasi
63. Otonomi
64. Tanggung Jawab Terhadap Nilai – Nilai Pendidikan
65. Lingkungan Sekolah
66. Individu dalam Lingkungan Etis
67. Agama di Etika Lingkungan
68. Sistem Sekolah
69. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kurikulum Sekolah
71. Perang fijar dan hilful Fudhuul
72. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan
73. Nasab Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
74. Milad Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
75. Rasulullah dipangkuan orang terkasih
76. Kondisi Politik bangsa Arab
77. Kemana kita harus pergi mencari ?
78. Apakah hanya cover saja ? 
79. Tuhan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
80. Pengertian Manusia Dalam Al-Qur’an
81. Hakikat Manusia dalam pendidikan islam
82. Alam Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
83. Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Psikologi
84. Psikologi dan Antropologi
85. Pancasila dan Dasar Negara
86. Teknologi Pendidikan
87. Model Pendidikan Islam menurut pandangan KH. Syeikh Nawawi Al-Bantan
88. Model Pendidikan Islam menurut pandangan KH. Ahmad Dahlan
89. Model Pendidikan Islam menurut Imam Zarkasyi
90. Model Pendidikan Islam menurut pandangan KH. Hasyim Al-Asy’ari
91. Pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi Intelegensi
92. Cara Mengukur Intelegensi
93. Pengertian Hakikat Emosi
94. Teori Tentang Emosi
95. Aspek-aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi emosi
96. Mengendalikan Emosi
97. Perkembangan Jiwa Beragama Pada Masa Anak-anak
98. Tahap Perkembangan Beragama Pada Anak
99. Sifat agama pada anak
100. Perkembangan Jiwa Beragama Pada Remaja
101. Motivasi Beragama Pada Remaja


Pengertian Filsafat



Pengertian filsafat

Kata filsafat berasal dari kata ‘philosophia’ (bahasa yunani), diartikan dengan ‘mencintai kebijaksanaan’.  Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah ’philosophy’ dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah ‘falsafah’, yang biasa diterjemahkan dengan ‘cinta kearifan’.
Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan sophos yang berarti bijaksana. Jadi, istilah philosophia berarti mencintai akan hal-hal yang besifat bijaksana. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pecinta pengetahuan disebut dengan filsuf atau filosof.
Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yag berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebenara dan akhirnya memperoleh kebenaran.
Proses mencari kebenaran itu melalui berbagai tahap. Tahap pertama manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang semua hal. Tahap kedua, dari berbagai spekulasi disaring menjadi beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan. Tahap  ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan pengetahuan yang didasari kebenaran0, kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, hukum, politik, dan lain-lain.
Diantara para filosof dan para ahli yang memberikan definisi filsafat itu adalah sebagai berikut :
1.    Socrates (469-3999 SM). Ia adalah seorang filosof dalam bidang moral yang terkemuka setelah Thales pada zaman Yunani Kuno. Socrates memahami bahwa filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia (principle of the just and happy life).
2.    Aristoteles (384-332 SM). Aristoteles adalah salah seorang murid Plato yang terkemuka. Dalam pandangannya, seringkali Aristoteles berseberangan dengan pendapat gurunya, namun pada prinsipnya, aristoteles mengembangkan faham-faham yang dikemukakan oleh gurunya tersebut. berkenaan dengan pengertian filsafat, aristoteles mengemukakan bahwa sophia (kearifan) merupakan kebajikan intelektual tertinggi. Sedangkan philosophia merupakan padanan kata dari episteme dalam arti suatu kumpulan teratur pengetahuan nasional mengenai sesuatu objek yang sesuai. Adapun pengertian filsafat itu sendiri, menurut Aristoteles adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3.  Immanuel Kant (1724-1804). Menurutnya filsafat adalah lmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup masalah epistemologi, etika, dan masalah ketuhanan.
4.   Al-Kindi (801-873). Ia adalah seorang filosof muslim pertama. Menurutnya filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan filosof dalam berteori adalah mencari kebenaran, maka dalam praktiknya pun harus menyeseuaikan dengan kebenaran pula.
5.    Al-farabi (870-950 M). Menurutnya filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada (al-mauju-dat).