Minggu, 02 Oktober 2016

Objek filsafat

Isi filsafat ditentukan oleh objek yang dipikirkan. Objek adalah sesuatu yang menjadi bahan dari kajian suatu penelaahan atau penelitian tentang pengetahuan. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, baik objek yang bersifat materiil mauoun objek formal. Objek yang dipikirkan oleh filosof adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini meliputi objek materiil maupun objek formal.

Objek materiil dari filsafat ini adalah suatu kajian penelaahan atau pembentukan pengetahuan itu, yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Objek materiil filsafat ini mencakup segala hal, baik hal-hal yang konkret atau nyata maupun hal-hal yang abstrak atau tidak tampak. Menurut, poedjawijatna (1980 : 8) objek materiil filsafat ialah yang ada dan yang mungkin ada. Objek filsafat materiil ini meliputi segala dari keseluruhan ilmu yang menyelidiki segala sesuatu. Hampir senada dengan Podjawijatna, Mohammad Noor (1981:12) berpendapat bahwa objek filsafat itu dibedakan atas objek materiil dan nonmaterial. Objek materiil mencakup segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materiil konkret, fisik. Sedangkan objek nonmateriil meliputi hal-hal yang abstrak, dan psikis. Termasuk juga objek nonmateriil ini menurut Mohammad Noor adalah pengertian abstrak-logis konsepsional, spiritual, nilai-nilai, dan lain-lain.

Tentang objek materiil filsafat ini banyak yang sama dengan obek materiil sains, namun bedanya dalam dua hal, yaitu, pertama, sains menyelidiki onjek materiil yang empiris, sementara filsafat menyelidiki bagian yang abstraknya. Kedua, ada onjek materiil filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek materiil yang selamanya tidak empiris.

Jadi, dengan melihat dari beberapa pendapat mengenai objek filsafat ini dapat dipahami bahwa obejek filsafat meliputi berbagai hal, atau dengan kata lain, objek filsafat ini tak terbatas, yang dalam pendangan Louis O. Kattsoff dalam Burhanuddin Salam (1988 : 39), bahwa lapangan kerja itu bukan main luasnya, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Begitu luasnya kajian atau objek filsafat ini menyangkut ini menyangkut hal-hal yang fisik atau tampak maupun yang psikis atau yang tidak tampak. Hal-hal yang fisik adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan, maupun ada dalam kemungkinan. Hal-hal yang fisik ini juga meliputi alam semesta, semua keberadaan, masalah hidup, dan masalah Tuhan, kepercayaan, norma-norma, nilai, keyakinan, dan lainnya.

Sedangkan objek formal, yaitu sifat penelitian. Objek formal ini adalah penyelidikan yang mendalam. Kata mendalam berarti ingi tahu tentang objek yang tidak empiris. Penyelidikan sains tidak mendalam karena hanya ingin tahu sampai batas objek itu dapat diteliti secara empiris. Objek penelitian sains adalah pada batas dapat diriset, sedangkan objek penelitian filsafat ada pada daerah tidak dapat diriset, tetapi dapat dipikirkan secara logis.

Selanjutnya dapat dikemukakan objek formal filsafat menurut Lasiyo dan Yuwono (1985 : 6) adalah sudut pandang yang menyeluruh, secara umum, sehingga dapat membahas objek materiilnya sampai ke hakikat atau esensi dari yang dibahasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar