Rabu, 30 November 2016

Apa sih pengetahuan itu ?



Orang-orang yang mempelajari bahasa Arab mengalami sedikit kebingungan tatkala menghadapi kata “ilmu”. Dalam bahasa Arab kata al-‘ilm berarti pengetahuan (konwledge), sedangkan kata “ilmu” dalam bahasa Indonesia biasanya merupakan terjemahan science. Ilmu dalam arti science itu hanya sebagian dari al-‘ilm dalam bahasa Arab. Karena itu kata science seharusnya diterjemahkan sains saja, maksudnya agar orang yang mengerti bahasa Arab tidak bingung membedakan kata ilmu (sains) dengan kata al-‘lm yang berarti knowledge.

Apa sih pengetahuan itu ? pengetahuan ialah semua yang diketahui. Menurut Al-Qur’an, tatkala manusia dalam perut ibunya, ia tidak tahu apa-apa. Tatkala ia lahir pun barangkali ia belum juga tahu apa-apa. Kalaupun bayi yang baru lahir itu menangis, barangkali karena kaget saja, mungkin matanya merasakan silau atau badannya merasa dingin. Dalam rahim tidak silau dan tidak dingin, lantas ia menangis.

Tatkala bayi itu menjadi orang dewasa, katanlah ketika ia telah berumur 40 tahunan, pengetahuannya sudah banyak sekali. Begitu banyaknya, sampai-sampai ia tidak tahu lagi berapa banyak pengetahuannya dan tidak tahu lagi apa saja yang diketahuinya, bahkan kadang-kadang ia juga tidak tahu sebenarnya prngrtahuan itu.

Semakin bertambahnya umur manusiaitu semakin banyak pengetahuannya. Dilihat dari segi motif, pengetahuan itu diperoleh melalui dua cara. Pertama, pengetahuan yang diperoleh begitu saja, tanpa niat, tanpa motif, tanpa keingintahuan dan tanpa usaha. Tanpa ingin tahu lantas ia tahu-tahu, tahu. Seorang sedang berjalan tiba-tiba tertabrak becak. Tanpa rasa ingin tahu ia tahu-tahu, tahu bahwa ditabrak becak, sakit. Kedua, pengetahuan yang didasari motif ingin tahu. Pengetahuan diperoleh karena diusahakan, biasanya karena belajar. 

Dari mana rasa ingin tahu itu? Saya tidak tahu, itu dari mana. Barangkali rasa ingin tahu yang ada pada manusia itu sudah built-in dalam penciptaan manusia. Jadi, rasa ingin tahu itu adalah takdir.

Manusia ingin tahu, lantas ia mencari. Hasilnya ia tahu sesuatu. Nah, sesuatu itulah pengetahuan. Yang diperoleh tanpa usaha tadi bagaimana? Ya, pengetahuan juga. Pokoknya, pengetahuan ialah semua yang diketahui, titik.

Seseorang ingin tahu, jika jeruk ditanam, buahnya apa. Ia menanam bibit jeruk. Ia tunggu beberapa tahun dan ternyata buahnya jeruk. Tahulah ia bahwa jeruk berbuah jeruk. Pengetahuan jenis inilah yang disebut pengetahuan sains (scientific knowledge).
Sebenarnya pengetahuan sains tidak sesederhana itu. Pengetahuan sains harus berdasarkan logika (dalam arti rasional). Pengetahuan sains ialah pengetahuan rasional dan didukung bukti empiris. Namun, gejala yang paling menonjol dalam pengetahuan sains ialah adanya bukti empiris.
Dalam bentuknya yang sudah baku, pengetahuan itu mempunyai paradigma dan metode tertentu. Paradigmanya disebut paradigma sains (scientific paradigm) dan metodenya disebut metode ilmiah (metode sains, sciemtific method). Formula utama dalam pengetahuan sains ialah buktikan bahwa itu rasional dan tunjukkan bukti empirisnya.
Formula itu perlu sekali diperhatikan karena adakalanya kita menyaksikan bukti empirisnya ada, tetapi tidak rasional. Yang seperti ini bukanlah pengetahuan atau ilmu. Misalnya begini. Bila ada gerhana pukullah kentongan, gerhana itu akan hilang. Pernyataan itu memang dapat dibuktikan secara empiris. Coba saja, coba saja bila ada gerhana, pukul saja kentongan, toh lama-kelamaan gerhana akan hilang. Terbukti kan ? bukti empirisnya ada. Tetapi bukan pengetahuan ilmiah (pengetahuan sais, pengetahuan ilmu) sebab tidak ada bukti rasional yang dapat menghubungkan berhenti atau hilangnya gerhana dengan kentongan yang dipukul. Pengetahuan seperti itu bukan pengetahuan sains, mungkin dapat kita sebut dengan pengetahuan khayalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar