A. Awal
kehidupan di planet Bumi
Menurut
para pakar geologi, awalnya atmosfer bumi
mengandung karbon dioksida (CO2) dengan konsentrasi yang tinggi. Pada
saat itu belum terbentuk lapisan ozon (O3) yang bertindak menyarap radiasi
sinar ultraviolet yang berenergi tinggi. Sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu
mulai adanya evolusi makhluk hidup yang mempunyai klorofil (zat hijau daun),
sehingga memungkinkan terjadinya proses fotosintesis tanaman yang dapat
menghasilkan oksigen (O2) melalui bantuan energi foton radiasi matahari.
Melalui proses fotokimia dan radiasi matahari gelombang pendek, maka
terbentuklah lapisan ozon di stratosfer. Kondisi semacam ini menyebabkan
temperatur permukaan bumi turun, sehingga memungkinkan adanya makhluk hidup di
permukaan bumi naik di laut maupun di darat.
Tetapi
evolusi tidak berjalan linear, misalnya pada 240 juta tahun yang lalu kepunahan
masal menghilangkan organisme laut sekitar 77% sampai 96%, juga pada 60 juta
tahun yang lalu terjadi ke[unahan masal. Kepunahan besar ini mengakibatkan
hilangnya dominasi hewan melata (reptilia) sehingga memberikan kesempatan pada
hewan menyusui untuk berkembang yang
pada akhirnya melahirkan manusia. Meskipun teori evolusi banyak di terima
secara luas baik dikalangan ilmiah maupun awam, dari segi agama masih banyak
yang mempertanyakan kebenarannya.
Dari
segi ekologi tidak ada jaminan manusia tak dapat punah, apalagi manusia lebih
peka dibandingkan tumbuhan, jasad renik dan hewan. Tumbuhan, jasad renik dan
hewan dapat hidup tanpa manusia, tetapi sebaliknya manusia tak dapat hidup
tanpa tumbuhan. Karena itu kita sebaiknya bersikap bijaksana dan rendah hati
terhadap makhluk-makhluk lain dan llingkungan.
Sampai
sekarang baru bumi satu-satunya planet dalam tata surya sebagai penopang
kehidupan. Sangat disayangkan akhir-akhir ini bumi mengalami pemanasan global
akibat kerusakan lingkungan, meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca, dan
akibat penipisan lapisan ozon oleh gas buang industri terutama CFC. Jika tidak
ada aksi terhadap pemanasan global maka bum akan menjadi “kapal angkasa” yang
tidak nyaman untuk kita.
B. Asal
muasal manusia di Bumi
Menurut
pandangan islam, asal muasal manusia berasal dari Nabi Adam a.s yang diciptakan
dari tanah dan keturunannya dari saripati tanah, seperti firman Allah dalam
surah As-Sajdah ayat 7-9 “yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh-nya) roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati: (tetapi) kamu sedikit
kali bersyukur.”
Allah
SWT menciptakan manusia Adam setelah seluruh makhluk dalam alam semesta
tercipta serta mengalami dua kali mati dan dua kali hidup. Hidup manusia di
dunia hanyalah hanyalah untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah semata, dan
pengabdian manusia di dunia ini laksana “senda gurau” yang akan di akhiri
dengan kematian yang kedua, untuk kembali dihidupkan kembali di akhirat
sebenar-benarnya hidup yang kekal selama-lamanya.
Dari
ayat-ayat Al-Qur’an, diperoleh informasi tentang proses penciptaan manusia,
sebagai berikut:
1. Alam
Roh
Alam Roh adalah suatu
alam yang tidak diberitahukan letaknya dan kondisinya oleh Allah SWT.
Pengetahuan manusia tentang roh sangat terbatas. Namun sebagai pegangan bahwa
roh itu tidak mati, hidup samoai akhirat nanti.
2. Alam
Arhaam
Alam Arhaam adalah alam
kandungan dalam rahim ibu. Keadaan dalam alam arhaam dilukiskan Allah dalam
surah Az-Zumar ayat 6
3. Alam
Semesta
Alam Semesta yang
dimaksud disini adalah alam dunia. Perlu dipahami bahwa dunia ini tempat
berbakti dan pengabdian, tetapi penuh tipu daya, seperti firman Allah dalam
surah Al-A’raf ayat 32.
4. Alam
Barzah
Alam Barzah adalah alam
permulaan dari alam akhirat. Alam Barzah itu berada di seberang makam seperti
dalam surah Al-Mu’minun ayat 99-100.
5. Alam
Akhirat
Alam Akhirat adalah
alam terakhir yang abadi, tidak berkesudahan. Mereka yang kekal di surga akan
kekal selamanya dan mereka yang kekal di neraka, juga kekal selamanya. Apa yang
diperoleh di akhirat adalah balasan dari apa yang dilakukan orang di dunia.
Adam
bersama kaumnya ialah manusia yang dalam sains disebut homo sapiens (manusia berfikir). Kaum Adam yang mempunyai martabat
yang tinggi adalah bagi mereka yang beriman dan berilmu. Apa yang
dipermasalahkan ilmuwan seperti halnya teori evoklusi lainnya adalah susatu
reka-reka yang bukti kebenaran dan tidaknya mustahil diperoleh sekarang. Ilmu
manusia relatif dan terbatastetapi yang jelas sains selalu berkembang maju
seirama dengan perkembangan teknologi dan peralatan modern yang canggih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar