Arah
Islamisasi ilmu pengetahuan adalah mengembalikan pengetahuan kepada
agama,keimanan, dan lebih khusus lagi kepada tauhid. Secara lebih gamblang,
kuntowijoyo memaparkan tujuan tersebut, yaitu “berusaha supaya umat islam tidak
begitu saja meniru metode-metode dari luar dengan mengembalikan pengetahuan
pada pusatnya, yaitu tauhid. Dari tauhid akan ada tiga macam kesatuan,
yaitu kesatuan pengetahuan, kesatuan kehidupan, dan kesatuan sejarah”. Berikut
secara praktis Rencana Kerja Islamisasi
Ilmu Pengetahuan berdasarkan Langkah-langkah untuk mencapai proses
islamisasi ilmu pengetahuan menurut al-Faruqi sebagai berikut:
1. Menguasai disiplin ilmu modern melalui
penguasaan kategori-kategori, prinsip-prinsip, metodologi-metodologi, masalah-masalah,
dan tema-tema disiplin ilmu tertentu.
2.
Mensurvei disiplin ilmu
3.
Menguasai khasanah ilmiah islam dalam
bentuk antologi
4.
Menganalisa khasanah ilmiah islam
5.
Menentukan relevansi islam terhadap
disiplin-disiplin ilmu tertentu
6.
Menilai secara kritis perkembangan masa
kini disiplin ilmu modern tertentu
7.
Menilai secara kritis perkembangan masa
kini khasanah ilmiah islam
8.
Mensurvei permasalahan yang dihadapi
umat islam masa kini
9.
Mensurvei permasalahan yang dihadapi
penduduk dunia
10. Menganalisa
dan mensintesa secara kreatif langkah-langkah sebelumnya.
11. Menuangkan
kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka islam melalui buku-buku pegangan
mahasiswa
12. Menyebarluaskan
ilmu pengetahuan yang telah diislamisasikan.
Al-Faruqi juga menjelaskan alat bantu
lain untuk mempercepat proses islamisai ilmu pengetahuan.
1. Melakukan
kegiatan-kegiatan ilmiah semacam konfrensi, seminar, lokakara, talkshow dan
lain-lain.
2.
Pelatihan dan pembinaan instruktur-instruktur dan staf-staf pengajar.
Sementara
itu aturan-aturan implementasi oleh al-Faruqi ada tiga hal.
a. Menyediakan
honorarium yang setimpal dengan pekerjaan para ilmuan.
b. Hanya
ilmuwan yang kompeten yang ditugaskan untuk menulis bahan-bahan pengajaran yang
direncanakan.
c. Memecah pekerjaan yang dianggap
besar menjadi bagian-bagian kecil yang diserahkan kepada ilmuan lain.
d.
Negara menangung pembiyaan islamisasi ini.
Al-Attas menolak pandangan bahwa Islamisasi ilmu bisa tercapai dengan
melabelisasi sains dan prinsip Islam atas ilmu sekuler. Usaha yang demikian
hanya akan memperburuk keadaan dan tidak ada manfaatnya selama
"virus"nya masih berada dalam tubuh ilmu itu sendiri sehingga ilmu
yang dihasilkan pun jadi mengambang, Islam bukan dan sekulerpun juga bukan.
Padahal tujuan dari Islamisasi itu sendiri adalah untuk melindungi umat Islam
dari ilmu yang sudah tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan.
Islamisasi ilmu dimaksudkan untuk mengembangkan kepribadian muslim yang
sebenarnya sehingga menambah keimanannya kepada Allah, dan dengan Islamisasi
tersebut akan terlahirlah keamanan, kebaikan, keadilan dan kekuatan iman.
Menurut al-Faruqi, Islamisasi adalah usaha "untuk mendefinisikan
kembali, menyusun ulang data, memikirkan kembali argumen dan rasionalisasi yang
berkaitan dengan data itu, menilai kembali kesimpulan dan tafsiran,
memproyeksikan kembali tujuan-tujuan dan melakukan semua itu sedemikian rupa
sehingga disiplin-disiplin ini memperkaya wawasan Islam dan bermanfaat bagi cause
(cita-cita). "Dan untuk menuangkan kembali keseluruhan khazanah
pengetahuan umat manusia menurut wawasan Islam, bukanlah tugas yang ringan yang
harus dihadapi oleh intelektual-intelektual dan pemimipin-pemimpin Islam saat
ini. Karena itulah, untuk melandingkan gagasannya tentang Islamisasi
ilmu, al-Faruqi meletakan "prinsip tauhid" sebagai kerangka
pemikiran, metodologi dan cara hidup Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar