Jumat, 09 Desember 2016

Arah dan Manfaat Islamisasi Ilmu Pengetahuan



           Arah Islamisasi ilmu pengetahuan adalah mengembalikan pengetahuan kepada agama,keimanan, dan lebih khusus lagi kepada tauhid. Secara lebih gamblang, kuntowijoyo memaparkan tujuan tersebut, yaitu “berusaha supaya umat islam tidak begitu saja meniru metode-metode dari luar dengan mengembalikan pengetahuan pada pusatnya, yaitu tauhid. Dari tauhid akan ada tiga macam kesatuan, yaitu kesatuan pengetahuan, kesatuan kehidupan, dan kesatuan sejarah”. Berikut secara praktis Rencana Kerja Islamisasi Ilmu Pengetahuan berdasarkan Langkah-langkah untuk mencapai proses islamisasi ilmu pengetahuan menurut al-Faruqi sebagai berikut:

1.  Menguasai disiplin ilmu modern melalui penguasaan kategori-kategori, prinsip-prinsip, metodologi-metodologi, masalah-masalah, dan tema-tema disiplin ilmu tertentu.
2.    Mensurvei disiplin ilmu
3.    Menguasai khasanah ilmiah islam dalam bentuk antologi
4.    Menganalisa khasanah ilmiah islam
5.    Menentukan relevansi islam terhadap disiplin-disiplin ilmu tertentu
6.    Menilai secara kritis perkembangan masa kini disiplin ilmu modern tertentu
7.    Menilai secara kritis perkembangan masa kini khasanah ilmiah islam
8.    Mensurvei permasalahan yang dihadapi umat islam masa kini
9.    Mensurvei permasalahan yang dihadapi penduduk dunia
10. Menganalisa dan mensintesa secara kreatif langkah-langkah sebelumnya.
11.  Menuangkan kembali disiplin ilmu modern ke dalam kerangka islam melalui buku-buku pegangan mahasiswa
12. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang telah diislamisasikan.

Al-Faruqi juga menjelaskan alat bantu lain untuk mempercepat proses islamisai ilmu pengetahuan.
1.    Melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah semacam konfrensi, seminar, lokakara, talkshow dan lain-lain.
2.  Pelatihan dan pembinaan instruktur-instruktur dan staf-staf pengajar.

Sementara itu aturan-aturan implementasi oleh al-Faruqi ada tiga hal.
a.   Menyediakan honorarium yang setimpal dengan pekerjaan para ilmuan.
b. Hanya ilmuwan yang kompeten yang ditugaskan untuk menulis bahan-bahan pengajaran yang direncanakan.
c. Memecah pekerjaan yang dianggap besar menjadi bagian-bagian kecil yang diserahkan kepada ilmuan lain.
d. Negara menangung pembiyaan islamisasi ini.

Al-Attas menolak pandangan bahwa Islamisasi ilmu bisa tercapai dengan melabelisasi sains dan prinsip Islam atas ilmu sekuler. Usaha yang demikian hanya akan memperburuk keadaan dan tidak ada manfaatnya selama "virus"nya masih berada dalam tubuh ilmu itu sendiri sehingga ilmu yang dihasilkan pun jadi mengambang, Islam bukan dan sekulerpun juga bukan. Padahal tujuan dari Islamisasi itu sendiri adalah untuk melindungi umat Islam dari ilmu yang sudah tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan. Islamisasi ilmu dimaksudkan untuk mengembangkan kepribadian muslim yang sebenarnya sehingga menambah keimanannya kepada Allah, dan dengan Islamisasi tersebut akan terlahirlah keamanan, kebaikan, keadilan dan kekuatan iman.

Menurut al-Faruqi, Islamisasi adalah usaha "untuk mendefinisikan kembali, menyusun ulang data, memikirkan kembali argumen dan rasionalisasi yang berkaitan dengan data itu, menilai kembali kesimpulan dan tafsiran, memproyeksikan kembali tujuan-tujuan dan melakukan semua itu sedemikian rupa sehingga disiplin-disiplin ini memperkaya wawasan Islam dan bermanfaat bagi cause (cita-cita). "Dan untuk menuangkan kembali keseluruhan khazanah pengetahuan umat manusia menurut wawasan Islam, bukanlah tugas yang ringan yang harus dihadapi oleh intelektual-intelektual dan pemimipin-pemimpin Islam saat ini. Karena itulah, untuk melandingkan gagasannya tentang Islamisasi ilmu, al-Faruqi meletakan "prinsip tauhid" sebagai kerangka pemikiran, metodologi dan cara hidup Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar