Sekolah merupakan
salah satu institusi pembentuk etika siswa. Seperti yang sudah kita ketahui
bahwa di sekolah, siswa ditanamkan berbagai nilai-nilai positif, sebagai contoh
sikap toleransi dan bertanggung jawab. Dalam hal penyampaian tersebut dapat
berbeda jika disampaikan di tingkat sekolah yang berbasis agama dengan sekolah
umum.
Sebagian masyarakat
berpikir bahwa sekolah yang berbasis agama memiliki kontribusi yang kuat
terhadap nilai-nilai pendidikan. Tetapi dalam hal ini masih perlu
dipertanyakan, apakah sekolah berbasis agama lebih baik dalam hal pembentukan
etika dibandingkan dengan sekolah umum. Diperlukan berbagai jenis
referensi-referensi serta wacana-wacana evaluatif guna menjawab pertanyaan ini,
karena diperlukan berbagai jenis pertimbangan untuk mempertimbangkan hal
tersebut, baik itu menggunakan metode pendekatan analisis biaya manfaat ataupun
pendekatan lainnya.
Dalam buku ini
nilai-nilai pendidikan telah dijelaskan secara keseluruhan, baik itu nilai yang
ada pada diri seseorang ataupun nilai-nilai yang ada dalam institusi. Seperti
yang sudah kita lihat pada Bab 2, nilai-nilai pada diri seseorang berbeda-beda,
tiap individu tidak dapat dipaksakan untuk menerima suatu nilai. Karena, tidak
semua nilai-nilai yang ada cocok pada diri seseorang tersebut. Kita harus
menghargai keberagaman nilai-nilai tersebut sebagai lingkungan yang etis,
menyiratkan keberagaman orang yang memegang berbagai jenis nilai.
Dalam menghadapi
keberagaman nilai-nilai tersebut diperlukan adanya toleransi antar individu.
Ada kemungkinan seseorang untuk tidak dapat bertoleransi, meskipun toleransi
merupakan suatu hal yang perlu kita miliki dalam kehidupan bermasyarakat.
Mereka mempertahankan argumennya dan mengabaikan argumen orang lain, dalam hal
mempertahankan argumen kita sendiri harus menggunakan etika yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar