'Keragaman'
artinya 'macam-macam', 'keanekaragaman'. Di beberapa tahun terakhir,
'keragaman' mempunyai arti yang khusus, yaitu berpacu pada keanekaragaman antara orang-orang pada pusat dimensi khusus,
seperti: entis dan budaya, jenis kelamin, orientasi seksual. Tetapi pada
dimensi ini dipusatkan untuk mengabaikan sedikitnya dari macam-macam unsur
pokok kita pada etika lingkungan- siapapun itu.
saya ingin membahas semua
tentang keragaman secara mendalam pada etika lingkungan. Saya harus membahas
secara bebas mencoba untuk tidak membahas budaya per budaya. Semua jenis
pikiran yang saya sebutkan kemungkinan besar tidak semua budaya manusia akan
banyak ditemukan. Saya mencoba untuk
tidak menunjukkan semua di sini. Ini adalah salah satu bahasan pokok adanya
filasat, yaitu di kenal dengan 'Lihat dan Melihat. Itu seperti ini, bukan?' Ini
seperti kepekaan pada sesuatu, karena kepekaan merupakan bagian dari pengalaman
sehari-hari, ya ga sih? dapat dengan mudah dipahami dalam konteks akademik. Setiap pembaca
dari latar belakang budaya manapun ia datang, harus memandang bahwa pemikiran
ini adalah umum. Terakhir pada bab ini, saya mengemukakan dengan tegas tentang
perbedaan budaya.
Pada
umumnya, etika lingkungan menjadi pendidikan- menurut istilah secara luasnya-
yang mengekalkan pikiran dan jalan pikiran yang dapat membentuk keragaman dari
etika lingkungan. Dalam generalisasinya, ada banyak pertanyaan yang dapat
dibuat tentang peran khusus dari pendidikan formal atau sekolah. Sedangkan beberapa
pertanyaan akan muncul pada bab ini, pertanyaan akan menjadi pembahasan
selanjutnya yang dimulai dari mencari secara sistematis bagaimana
keanekaragaman dari etika lingkungan dapat menjadi refleksi dan akomodasi dalam
suatu pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar