Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog Perancis
merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi
siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai).
Alat tes itu dinamakan Tes Binnet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun
1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak
perbaikan dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks
numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental
age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_binet.
Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh psikolog Jerman yang
bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau
IQ. Tes Stanford_Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak
sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas Tes Binet-Simon atau Tes Stanford-Binet adalah bahwa
tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Spearman
mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum
saja (General factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih
spesifik. Teori ini disebut teori faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat
tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult
Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale
for Children) untuk anak-anak.
Dewasa ini perkembangan tes itu demikian majunya sehingga sekarang terdapat
beratus-ratus macam tes, baik yang berupa tes verbal maupun nonverbal. Juga
dinegeri kita sudah mulai banyak dipergunakan te, dalam lapangan pendidikan
maupun dalam memilih jabatan-jabatan tertentu. Klasifikasi IQ antara lain :
1.
Genius 140
ke atas
2.
Sangat
Cerdas 130-139
3.
Cerdas
(superior) 120-129
4.
Di atas
rata-rata 110-119
5.
Rata-rata
90-109
6.
Di bawah
rata-rata 80-89
7.
Garis Batas
70-79
8.
Moron 50-69
9.
Imbisil,
Idiot 49 ke bawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar