Jumat, 30 Desember 2016

Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Psikologi




       Menurut arti kata-katanya maka psikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti: jiwa, roh, dan logos yang berarti: ilmu. Sebenarnya terjemahan tersebut kurang tepat, karena bertitik-tolak dari pandangan dualism manusia, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari dua bagian: jasmani dan rohani.

       Seolah-olah kalau kita mendengar kata “ilmu jiwa”, maka terbayang pada kita bahwa yang dipelajari oleh ilmu itu ialah sesuatu yang tidak kelihatan, yang abstrak, yang berada di dalam diri manusia atau makhluk hidup yang lain. Segala sesuatu yang kelihatan, yang bersifat jasmaniah pada diri manusia tidak menjadi persoalan.

       Pandangan atau  bayangan yang demikian adalah tidak benar, keliru, psikologi adalah ilmu yang ingin pempelajari manusia. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Manusia sebagai individu. R.S. Woodworth memberi batasan tentang psikologi sebagai berikut: “Psychology can be defined as the science of the activities of the individual”.

       Filsafat adalah berpikir dan merasa sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatunya, sampai kepada inti persoalan. Filsafat berasal dari kata Yunani yang tersusun dari dua kata yaitu philos dan Sophia. Philos berarti senang, gemar atau cinta, sedangkan Sophia dapat diartikan sebagai kebijaksanaan. Dengan begitu filsafat dapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan.

      Psikologi kefilsafatan memberikan pertanyaan-pertanyaan psikologi yang meliputi apakah yang dimaksud dengan jiwa, nyawa, ego, akal, perasaan, dan kehendak. Pertanyaan tersebut dapat dijelaskan oleh psikologi sebagai ilmu, namun psikologi kefilsafatan membantu tingkat kehakikian dari penjelasan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar