Menurut pandangan KH. Ahmad Dahlan upaya strategis untuk
menyelamatkan umat Islam dari pola berfikir yang statis menuju pada pemikiran
yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan hendaknya ditempatkan pada
skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat, hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Samsul Nizar, dalam bukunya filsafat pendidikan Islam. Mereka
hendaknya dididik agar cerdas, kritis dan memiliki daya analisis yang tajam
dalam menata dinamika kehidupannya pada masa depan. Adapun kunci untuk
meningkatkan kemajun umat Islam adalah dengan kembali pada Al-Qur’an dan Hadis
yang mengarahkan umat pada pemahaman ajaran Islam secara komfrehensif, dan
menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Adapun
upaya untuk mengaktualisasikan gagasan tersebut maka konsep pendidikan Islam
menurut KH. Dahlan ini meliputi:
Tujuan
pendidikan
Menurut KH. Ahmad Dahlan pendidikan Islam hendaknya
diarahkan pada usaha membentuk manusia musim yang berbudi pekerti luhur, yaitu
alim dalam agama, luas pandangan, yaitu alim dalam ilmu-ilmu umum dan bersedia
berjuang untuk kemajuan masyarakat, hal ini berarti bahwa pendidikan Islam
merupakan upaya pembinaan pribadi muslim sejati yang bertakwa baik sebagai
hamba Allah maupun khalifah di muka bumi ini untuk mencapai tujuan ini proses
pendidikan Islam hendaknya mengakomodasi berbagai ilmu pengetahuan baik umum
maupun agama, untuk mempertajam daya intelektualitas dan memperkokoh
spiritalitas peserta didik.
Menurut Ahmad Dahlan upaya ini akan terealisasikan
manakala proses pendidikan bersifat integrl yang mampu menghasilkan manusia
yang lebih berkualitas. Untuk menciptakan peserta didik yang demikian, maka
sumber ilmu pengetahuan Islam hendaknya dijadikan landasan metodologis dalam
kurikulum dan bentuk pendidikan yang dilaksanakan.
Tujuan pendidikan tersebu merupakan
pembaharuan dari tujuan pendidikan yang sling bertentangan pada saat itu yaitu
pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda. Disatu pendidikan
pesantren hanya bertujuan untuk mencuptakan individu yang Shaleh dan mendalami
ilmu agama. Sebaliknya, pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan
sekunder yang didalamnya tidak diajarkan agma sama sekali. Akibat dealisme
pendidikan tersebut lahirlah dua kutub intelegensia: lulusan pesantren yang
menguasai agamaa tetapi tidak menguasai ilmu umum da sekolah belanda yang
meguasai ilmu umum tetapi tidak menguasai ilmu agama.
Melihat ketimpangan tersebut KH. Ahmad Dahlan
berpebdapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu
yang utuh mengusai ilmu agama dan ilmu umum, material dan spiritual dunia dan
akhirat. Bagi KH. Ahmad Dahlan kedua hal tersebut
(agama-umum-material-spiritual-dunia-akhirat) merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Inilah yang menjadi alasan mengapa KH. Ahmad Dahlan
mengajarkan pelajaran agama dan ilmu umum sekaligus di madrasah muhammadiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar