1.
Rasionalisme
Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan
yang mencukupi dan dapat d percayai adalah rasio [akal]. Hanya pengetahuan yang
diperoleh melalui akalinya yang memenuhi syarat yang dituntun oleh sifat umum
dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang dipakai oleh semua pengetahuan ilmiah
pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan kebenaran dari dirinya sendiri,
yaitu atas dasar asas –asas pertama yang pasti. Metode yang diterapkan adalah
deduktif. Teladan yang ditemukan adalah ilmu pasti . filsufatnya antara lain
rene descartes, B. Spinoza, leibniz.
2.
Empirisme
Aliran ini berpendapat, bahwa empiri atau
pengalamanlah yang menjadikan sumber pengetahuan, baik pengalam yang batiniah
maupun yang lahiriah.
Akal bukan jadi pengetahuan, tetapi akal mendapat
tugas untuk mengolah bahan-bahan yang dipeloreh dari pengalaman. Metode yang
diterapkan adalah induksi. Filsuf empirisme antara lain johnLocke, David hume.
3.
Kritisisme
Penyelesaian pertentangan antara rasionalisme dan
empirisme hendak diselesaikan oleh Immanuel Kant kritisismenya. Menurutnya I.
Kant, peranan budi sangat besar sekali. Hal ini tampak dalam pengetahuan
apriorinya, baik yang analitis maupun yang sintetis. Disamping itu, peranan
pengalaman (empiris) tampak jelas dalan pengetahuan aposteriorinya.
Dalam kritik atas rasioa Murni, I. Kant
membedakan tiga macam pengetahuan.
a)
Pengetahuan
analitis: predikat sudah termuat dalam subjek. Predikat diketahuii melalui
suatu analitis subjek. Misal, lingkaran itu bulat.
b)
Pengetahuan
sintetis aposteriori: predikat dihubungkan dengan seubjek berdasarkan
pengalaman indrawi. Misalnya, kalimat’’ Hari inisudah hujan’’, merupakan suatu
hasil observasi indrawi’’ sesudah’’ observasi saya,saya bisa menyatakan bahwa S
adalah P.
c)
Pengetahuan
sintetis apriori:Akal budi dan pengaiaman indrawi dibutuhkan serentak.ilmu
pasti, ilmu pesawat, ilmu awal bersipat sitetis apriori. Kalau saya tahu bahwa
10+5=15 memang terjadi sesuatu yang sangat istimewah. [Abbas Hamami, 1982]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar