Mengendalikan emosi
itu sangatlah penting. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa emosi mempunyai
kemampuan untuk mengomunikasikan diri kepada orang lain. Orang-orang yang kita
jumpai di rumah atau di kantor akan lebih cepat menanggapi emosi kita daripada
kata-kata kita. Sehubung dengan hal tersebut, ada beberapa peraturan untuk
mengendalikan emosi, yaitu:
1.
Hadapilah emosi tersebut
Orang yang membuat bahwa dia
tidak takut menghadapi bahaya, sebenarnya melipatgandakan rasa takutnya
sendiri. Bukan saja dia takut menghadapi bahaya yang sebenarnya, tetapi juga
takut menemui bahaya. Sumber emosi tambahan ini dapat di hindarkan dengan jalan
menghadapi kenyataan yang ditakutkan atau kenyataan yang menyebabkan timbulnya
perasaan marah.
2.
Jika mungkin, tafsirkanlah kembali situasinya
Emosi adalah bentuk dari
suatu interpretasi. Bukan stimulasi sendiri yang menyebabkan atau mengakibatkan
reaksi emosional, tetapi stimulus yang salah ditafsirkan. Misalnya, anak
biasanya menunjukan perasaan takut jika di ayun-ayunkan, tetapi kalau tindakan
mengayun-ayunkan itu disertai dengan senda gurau, maka anak akan menanggapinya
dengan perasaan senang. Contoh lain misalnya, seorang pegawai dicekam perasaan
takut karena dipanggil menghadap atasannya, perasaan takut ini bisa dikurangi
kalau pegawai tersebut menafsirkan panggilan itu bukan didorong oleh
ketidaksenangan , tetapi didorong oleh keinginan atasannya untuk memperoleh
penjelasan.
3.
Kembangkanlah rasa humor dan sikap realistis
Terkadang situasi itu begitu
mendesaknya sehingga memerlukan reinterpretasi yang lama. Dalam hal seperti
itu, humor dan sikap realistis dapat menolong. Tertawa bisa meringankan
ketegangan emos. Energi ekstra yang disediakan oleh perubahan-perubahan
internal harus disalurkan. Karena itu, untuk bisa kembali bersantai, orang
perlu melakukan suatu kegiatan.
4.
Atasilah secara langsung problem-problem yang
menjadi sumber emosi
Memecahkan problem pada
dasarnya jauh lebih baik ketimbang mengendalikan emosi yang terkait dengan
problem tersebut. Misalnya, daripada berusaha mengendalikan perasaan takut akan
kehilangan suatu posisi, lebih baik berusaha membina diri dan menjadi ahli
dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan posisi tersebut, daripada takut
menghadapi situasi sosial, lebih baik belajar menguasai kecakapan dan
keterampilan-keterampilan sosial agar diperoleh kemantapan dan kepercayaan pada
diri sendiri.
Emosi memang mempunyai
daya gerak yang besar. Namun, kita dapat mengatur dan mengarahkannya sedemikian
rupa, sehingga emosi tersebut menggerakkan kita kearah hidup yang lebih
menyenangkan dan lebih efisien. Pendapat Wedge (1995:17) barangkali ada
benarnya bahwa: “kita tidak boleh menjadi budak dari emosi, tetapi harus
menjadi tuan dari emosi kita. Kalau kita benar-benar berusah untuk tidak
membiarkan emosi-emosi yang menyenangkan ‘bercokol’ dalam diri kita dan
menggantinya dengan emosi-emosi menyenangkan, dalam waktu yang tidak lama,
suasana hati kita akan selalu ceria dan penuh semangat. Dengan demikian, emosi
menjadi modal yang besar bagi hidup kita, bukannya menjadi kecenderungan yang
membuat kita frustasi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar