Dalam Al-Qur’an
disebut dengan nama Al-insaan, Al-naas, dan Anasa Yanusu. Manusia secara bahasa disebut insan yang dalam bahasa Arab yaitu nasiya yang
berarti lupa. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa. Ini menunjukan bahwa
adanya keterkaitan manusia dengan kesadaran dirinya. Al-uns yang berarti jinak atau harmoni dan tampak. Jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Anasa yanusu yang artinya berguncang
menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raganya. Ini menunjukan adanya keterkaitan substansial antara manusia
dengan kemampuan penalaran. Dengan penalaran manusia dapat mengambil pelajaran
dari apa yang dilihatnya, mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, dan
terdorong untuk meminta izin menggunakan sesuatu yang bukan haknya. Pengertian
ini menunjukan bahwa pada manusia terdapat potensi untuk dapat dididik ,
sehingga ia disebut juga makhluk yang di beri pelajaran.
Manusia dalam pengertian insan menunjukan makhluk yang berakal, yang
berperan sebagai subyek kebudayaan. Dapat juga dikatakan bahwa manusia sebagai
insan menunjukan manusia sebagai makhluk psikis yang mempunyai potensi rohani,
seperti fitrah, kalbu, akal. Potensi inilah yang menjadikan manusia sebagai
makhluk yang tertinggi martabatnya dibandingkan makhluk-makhluk lainnya dan
memiliki dua komponen yaitu jasmani dan rohani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar