Minggu, 04 Desember 2016

Etika dan Etiket



Dalam rangkaian menjernihkan istilah, harus disimak perbedaan antara etika dan etike. Kerapkali dua istilah ini dicampurkan begitu saja,padahal perbedaan diantaranya sangat hakiki. Namun demikian, kedua istilah itu ada persamaanya.

Persamaan antara etika dan etike adalah pertama,etika dan etike menyangkut perilaku manusia istilah- istilah ini hanya dipakai mengenai manusia, Hewan tidak mengenal etika maupun etiket. Kedua, baik etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.[Bertens,1993, hlm. 9]

Menurut Bertens [1953, hlm.9-10] ada empat perbedaan sangat  penting antara etika dan etiket, yaitu sebagai berikut.

1.   Etiket menyatakan cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin., etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. Misalnya, jika saya menyerahkan sesuatu kepada atasan, saya harus  menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Dianggap melangar etiket, bila orang menyerahkan sesuatu dengan tanggan kiri. Akan tetapi, etika tidak terbataspada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan, ya atau tidak. Mengambil barang milik orang lain tanpa ijin, tidak pernah diperbolehkan. ‘jangan mencuri’ merupakan suatu norma etika. Apakah orang yang mencuri dengan tangan kanan terbatas pada cara perbuatan dilakukan, melainkan menyangkut perbuatan itu sendiri.

2.  Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Apabila tidak ada orang lain hadir atau tidak saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misalnya, ada banyak peraturan etiket yang mengatur cara kita makan dianggap melanggar etiket, bila kita makan sambil berbunyi atau dengan meletakkan kaki diatas meja, dan sebaliknya. Sebaiknya, etika selalu berlaku juga kalau tidak ada saksi mata. Etika tidak tergantung pada akhir tindakannya orang lain. Larangan untuk mencuri selalu berlaku, entah ada orang lain hadir atau tidak.

3.  Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contoh yang jelas adalah makan dengan tangan, disuatu daerah tertentu mungkin masih dianggap sopan,  namun di jawa  makan yang sopan harus pakai sendok. Lain hanya ‘membunuh’ merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi ‘dispensasi’.


4.  Jika kita berbicara tentang etiket, kita hanya memandang manusia dari segi lahirnya saja, sedangkan etika menyangkut manusia dari segi dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar