Kamis, 29 Desember 2016

Tuhan Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam




Tuhan adalah sesuatu yang terdapat dalam pikiran (mind) manusia. Dalam stuktur manusia, hati merupakan kamar kecil yang terdapat di dalamnya yaitu hati nurani atau suara hati atau disebut dengan bashirah merupakan satu titik kecil atau kotak kecil yang tersembunyi secara kuat dan rapih di dalam hati, hati nurani merupakan hot line manusia dengan Tuhan atau yang menghubungkan manusia dengan tuhan atau disebut dengan (god spot), titik Tuhan disinilah Tuhan hadir disetiap manusia. Menurut Ibn Qayyim Al-Jauzy, bashirah adalah cahaya yang ditempatkan Allah di dalam hati manusia. Pencipta memang tidak sama dengan yang dicipta. Khalik tidak sama dengan makhluk. Ia adalah Zat Yang Wajib Adanya ( zat Wajibul Wujud). Bagaimana jenis dan bentuknya bukanlah jangkauan akal manusia, karena itu kita dilarang memikirkan Zat Tuhan. Pikirkanlah ciptaan-Nya, janganlah pikirkan zat-Nya. Dengan melihat ciptaan yang begitu menakjubkan, kita percaya bahwa yang mencipta tentulah lebih Agung.

Allah SWT merupakan sang pencipta manusia dan alam semesta yang disebut dengan khalik (sang pencipta) namun sering disebut juga dengan Al-Rabb, Rabb al-Alamin, Rabb kulli syai’. Berdasarkan kata dasar dari Rabb yaitu memperbaiki, mengurus, mengatur dan juga mendidik. Rabb biasa diterjemahkan dengan Tuhan yang mengandung pengertian sebagai Tarbiyah (yang menumbuhkembangkan sesuatu secara bertahap dan berangsur-angsur sampai sempurna), juga sebagai murabbi (yang mendidik). Dengan demikian sebagai al-rabb, atau rabb al-alamin, Allah adalah yang mengurus, mengatur, memperbaiki proses penciptaan alam semesta.

Allah dalam artian menumbuh kembangkan merupakan fungsi rububiyah yang biasa dipahami sebagai fungsi kependidikan. Jadi proses penciptaan alam semesta dan manusia merupakan hakikat perwujudan atau realisasi dari fungsi rububiyah (kependidikan). 

Sebagaimana dalam Firman Allah yang merupakan wahyu yang pertama yang di terima oleh Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut: 

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia siapa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq: 1-5).

Dalam Ayat diatas Allah merupakan seorang pendidik yang memberi pengajaran dari ciptaan-Nya, karena Allah SWT menginginkan manusia menjadi baik dan bahagia hidup di dunia dan di akhirat karena itulah manusia harus mempunyai bekal pengetahuan agar mengetahui apa yang belum diketahuinya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar